Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi V DPR, Abdul Hakim menilai, saat fenomena cuaca buruk terjadi akhir-akhir ini, pemerintah dinilai tak memiliki manajemen stok dan antisipasi sehingga pada beberapa daerah sempat terjadi kekurangan pasokan pangan karena kendala transportasi. "Mestinya, cuaca buruk sudah diketahui sejak lama dan manajemen stok diberlakukan, sehingga tidak perlu ada rakyat di pulau tertentu kelaparan karena tidak ada kapal berlayar," katanya saat dihubungi di Jakarta, Selasa terkait dengan fenomena cuaca buruk, kendala transportasi dan distribusi pangan yang melanda sejumlah daerah. Sebelumnya, dilaporkan Karimun Jawa kekurangan pasokan pangan karena tidak ada kapal yang berlayar di kepulauan itu. Tidak hanya itu, Pulau Bali beberapa hari lalu terancam padam karena pasokan batubara untuk pembangkit listrik di pulau itu terancam terganggu karena kapal pengangkutnya terkendala cuaca buruk. Bahkan, fenomena cuaca buruk ini akan berlanjut hingga satu pekan mendatang. Untuk itu, Departemen Perhubungan melalui Ditjen Perhubungan Laut, telah mengeluarkan mahlumat pelayaran sejak Senin (18/2) hingga sepekan mendatang yang isinya melarang kapal berlayar selama cuaca buruk. Menurut politisi dari FPKS DPR RI ini, selama ini pemerintah hanya berkoordinasi ketika menghadapi cuaca buruk, tetapi implementasi di lapangan untuk mengantisipasi semua keadaan itu, termasuk di dalam prioritas penanganan sembilan kebutuhan pokok (sembako) nihil. "Semuanya nol besar. Pada level menteri hanya koordinasi yang terlihat, tetapi implementasi di lapangan nol besar. Ini sama dengan operasi pasar berbagai komoditas yang harganya melambung, tetapi tak mampu juga diturunkan," katanya. Namun, kata Hakim, pihaknya menghargai upaya pemerintah yang sangat berhati-hati dalam konteks mahlumat pelayaran. "Persoalannya adalah, bagaimana pengawasan terhadap pejabat di lapangan dapat dilakukan?"," katanya. Pada bagian lain, Sekretaris Perusahaan PT ASDP Indonesian Ferry, Supriyanto saat dihubungi mengakui, akhir-akhir ini banyak lintasan penyeberangan di Indonesia terpaksa ditutup akibat cuaca buruk. "Posisi kemarin (18/2), ASDP Cabang Jepara, Kupang, Sape (Bima) yang stop operasi sampai cuaca membaik. Sebelum itu, Kupang juga sudah stop operasi," katanya. Dalam situasi seperti itu, kata Supriyanto, pihaknya sudah menerapkan prosedur standar (SOP) yakni prioritas terhadap sembako dan bahan penting lainnya seperti angkutan bahan bakar minyak (BBM) dan lainnya. "Hampir di seluruh lintasan sebanyak 120-an prosedurnya seperti itu. Meski untuk itu, tak perlu disiapkan nomor telepon khusus seperti melapor terlebih dulu atau lainnya, tetapi kita cek fisik langsung di lapangan," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008