Jakarta (ANTARA News) - Kepolisian Filipina membutuhkan waktu sepekan untuk mengindentifikasi jenazah seorang pria yang diduga pelaku terorisme, Dulmatin, yang ditemukan di sebuah makam yang dangkal di Pulau Tawi-Tawi, Filipina Selatan. "Proses identifikasi masih berjalan," kata Jurubicara Departemen Luar Negeri RI Kristiarto kepada wartawan di Gedung Deplu di Jakarta, Kamis, saat diminta konfirmasinya mengenai klaim militer Filipina tersebut. Menurut Kristiarto, hingga saat ini perwakilan RI di Manila belum memperoleh informasi lain yang lebih jelas. Ia juga mengatakan bahwa bukan untuk pertama kalinya pihak militer Filipina mengklaim telah berhasil menembak mati Dulmatin. Namun, lanjut dia, jika ternyata mayat itu benar Dumatin maka pemerintah RI akan secara resmi menyampaikan hal tersebut kepada pihak keluarga serta memfasilitasi pihak keluarga. Sementara itu, dua hari lalu Selasa (19/2) militer Filipina mengklaim mayat seorang pria yang ditemukan di sebuah lokasi kuburan dangkal di pulau Tawi-Tawi sebagai ahli bom dari Indonesia Dulmatin, salah seorang dari mereka yang berada dibelakang serangan-serangan bom di klub-klub malam di Bali yang menewaskan ratusan orang. Laksamana Muda Emilio Marayag, komandan pasukan angkatan laut di wilayah itu sebagaimana dikutip dari AFP mengatakan bahwa tim-tim dari FBI (Biro Penyelidik Federal AS) dan laboratorium kejahatan polisi Filipina sudah tiba di kota Zamboanga, Filipina selatan untuk melakukan tes-tes DNA. Sampel-sampel dari mayat Dulmatin akan dibandingkan dengan sampel-sampel yang diambil dari anak-anaknya yang ditemukan di Filipina selatan Mei tahun lalu, kata Marayag. Sebelumnya, pemerintah AS menawarkan hadiah 10 juta dolar kepada siapa yang dapat menangkap hidup atau mati Dulmatin, yang bersembunyi di Filipina selatan dengan para gerilyawan lokal dalam lima tahun belakangan ini. Dulmatin, seorang tokoh senior dalam gerakan Jemaah Islamiyah (JI), dilaporkan cedera dalam satu baku tembak dengan pasukan pemerintah di daerah selatan itu 31 Januari lalu. Pada mayat yang ditemukan itu terdapat luka tembak di kepala serta di kaki kanan dan dada, yang sama dengan luka-luka yang dialami Dulmatin dalam baku tembak sebelumnya. Hal itu menambah keyakinan militer Filipina jika mayat itu adalah Dulmatin. Dulmatin adalah warga Indonesia yang diperkirakan merupakan salah seorang dari pembuat-pembuat bom penting JI. Abu Sayyaf --kelompok gerilyawan paling kecil tetapi paling radikal di Filipina selatan-- diduga memberikan perlindungan pada para anggota JI dengan imbalan mereka memberikan keahlian membuat bom dan pelatihan.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008