Semarang (ANTARA News) - Kalangan masyarakat Jawa Tengah yang menjadi korban narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba) setiap bertambah sehingga kalangan masyarakat diminta mewaspadainya. "Masyarakat jangan sampai lengah karena `setan` narkoba selalu berada di sekitar kita. Narkoba harus dienyahkan dari sekitar kita," kata dr Sarjono Heryanto (45) pegiat di salah satu organisasi antinarkoba, di Semarang, Sabtu. Menurut dia, korban yang berjatuhan akibat narkoba di provinsi ini setiap tahun terus bertambah sehingga membutuhkan kerja sama lintas sektoral untuk memberantas peredaran narkoba di masyarakat. Tanpa ada kerja sama yang baik antara masyarakat dan instansi terkait di Jateng, katanya, maka pemberantasan penyalahgunaan narkoba di tengah-tengah masyarakat tidak bisa berjalan optimal. Menurut Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jateng, dr Hartanto, berdasarkan data yang ada korban penyalahgunaan narkoba di provinsi ini setiap tahun mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Ia meminta semua pihak perlu mewaspadai peredaran dan penyalahgunaan narkoba agar jumlah korban narkoba di Jateng tidak bertambah. Korban narkoba di Jateng paling besar justru menimpa kalangan generasi muda, termasuk pelajar yang masih duduk di bangku sekolah dasar (SD), SMP, SMU, dan mahasiswa. Menurut dia, sebagian besar korban narkoba di Jateng berusia antara 15 tahun hingga 24 tahun. Sedangkan 12 persen dari jumlah korban narkoba di Jateng masih menempuh pendidikan di sekolah dasar (SD). "Jika generasi muda terkena pengaruh negatif narkoba bisa dibayangkan bagaimana masa depan kalangan masyarakat, bangsa, dan negara, karena mereka merupakan generasi muda penerus bangsa," katanya. Sementara data yang ada di Badan Narkotika Nasional (BNN) menunjukkan jumlah korban narkoba setiap tahun mengalami peningkatan sehingga kalangan masyarakat diminta mewaspadai narkoba. Daerah di Indonesia hingga kini dinilai tidak ada yang terbebas dari narkoba, karena peredaran narkoba yang dilakukan dengan teknik canggih telah merambah seluruh Indonesia. Sebanyak 24,5 persen hingga 53 persen pengguna narkoba di Indonesia terinfeksi penyakit HIV/AIDS karena menggunakan jarum suntik yang digunakan berulang-ulang. Karena itu masayarakat diminta menghindari narkoba yang bisa mengancam jiwa.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008