Kediri (ANTARA News) - Dari 21 kelurahan di Kota Blitar, Jawa Timur, 18 diantaranya dinyatakan sebagai endemis demam berdarah (DB), sementara di Kediri enam orang tewas akibat penyakit tersebut. Penyebaran penyakit demam berdarah di dua daerah itu sudah sangat mengkhawatirkan dan diakui Kabag Humas Pemkab Kediri, Sigit Rahardjo, pada Minggu, telah terjadi 305 kasus dalam Januari sampai Februari 2008. "Pada bulan Januari saja telah mencapai 185 kasus, sedang Februari 120 kasus," katanya memerinci sesuai data yang diterimanya dari Dinas Kesehatan setempat. Dari jumlah itu, enam orang diantaranya meninggal dunia, dengan rincian bulan Januari empat orang dan Februari sebanyak dua orang. Sementara itu dari 21 kelurahan di Kota Blitar, 18 diantaranya dinyatakan sebagai daerah endemis wabah penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk aedes aigypti itu. Kabid Pemberantasan Penyakit dan Pencegahan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kota Blitar, Endang Mintarsih mengatakan, 18 kelurahan tersebut terserang wabah DB sejak bulan Januari 2008. Hal ini mengakibatkan terjadinya lonjakan jumlah penderita DB, yang sampai saat ini telah mencapai 98 kasus. Jumlah ini lebih banyak dibandingkan periode Januari-Februari 2007 yang hanya 25 kasus. "Namun demikian, kami tidak bisa menetapkan status KLB (Kejadian Luar Biasa), karena angka kasusnya terus berfluktuasi," katanya. Pada tahun 2007 lalu, DB di Kota Blitar tercatat mencapai 330 kasus dengan korban meninggal dunia lima orang.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008