Jakarta (ANTARA News) - Wakil Direktur Utama PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) Sukatmo Padmosukarso menyatakan pihaknya tak khawatir dan memastikan kinerja perusahaan tetap baik bila perusahaan negara asal Singapura, Temasek Holdings Pte Ltd, melepas sahamnya di bank itu. "Tidak ada kekhawatiran soalnya bisnis lagi bagus, suku bunga relatif rendah, pertumbuhan dan kondisinya masih menggembirakan. Kami optimistis pertumbuhan di luar Jawa masih tinggi," katanya di Jakarta, Selasa. Seperti diberitakan Temasek Holdings Pte Ltd, akan memutuskan untuk menjual kepemilikan sahamnya di Bank International Indonesia (BII), karena terkena kebijakan kepemilikan tunggal (single presence policy/SPP) yang mengharuskan investor hanya boleh menjadi saham pengendali di satu bank. Sedangkan, Temasek, saat ini selain menjadi saham pengendali di BII juga di Bank Danamon. Temasek, melalui Fullerton Financial Holdings (FFH), menguasai 75 persen kepemilikan saham di Konsorsium Sorak, yang menguasai 56,13 persen saham BII. Kookmin Bank, Korea Selatan memiliki sisanya 25 persen saham di Sorak. Temasek juga mengendalikan PT Bank Danamon Indonesia melalui FFH. Tak terimbas Ia menyatakan, divestasi yang akan dilakukan oleh Temasek tidak akan mengimbas ke anak perusahaanya yaitu WOM Finance. "Karena itu investasi strategis dari BII, jadi proyeksi pertumbuhan anak perusahaan kami masuk dalam rencana bisnis. Jadi tak ada kaitannya dengan divestasi Fullerton (Temasek)," katanya. Ia menegaskan untuk 2008, pihaknya menargetkan pertumbuhan kredit di atas 20 persen dari 2007 yang mencapai Rp30 triliun. Ia mengatakan, pihaknya tetap akan fokus ke usaha menengah kecil dan mikro, komersial dan Konsumer. Ia menambahkan pihaknya ikut serta dalam pembiayaan untuk infrastruktur. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008