Tidak hanya jabatan menteri, namun juga pejabat eselon ada perwakilan dari Papua
Wamena (ANTARA) - Tokoh Masyarakat di Papua Christian Sohilait mendukung rencana Presiden Jokowi mengangkat seorang menteri yang merupakan perwakilan dari masyarakat Provinsi Papua.

Cristian Sohilait di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Selasa, mengatakan sudah banyak figur asal Papua yang sangat layak diangkat menjadi menteri pada kabinet kerja Jokowi dua periode.

Baca juga: Anggota DPD RI asal Papua Barat diusulkan jadi calon menteri

"Bagi saya, kita sangat layak jadi menteri. Tetapi yang memutuskan silahkan Presiden. Dia (menteri) mau dari suku mana saja, mau dari Fak-Fak, Sorong, Biak, Sentani, silahkan tetapi dia putra terbaik Papua, kita dukung," katanya.

Ketua Ikatan Keluarga Maluku se-Pegunungan Tengah Papua ini mengatakan Jokowi sudah banyak berbuat untuk Papua bangkit dari ketertinggalan. Tetapi pengangkatan menteri dari Papua penting juga bagi masyarakat setempat.

Baca juga: Menhan tunggu penyelidikan helikopter MI-17 hilang kontak

"Ketika jadi menteri harus ingat-ingat ke Papua. Jangan setelah jadi menteri lalu 80 persen tinggal di Jawa dan 20 di Papua. Pada prinsipnya wajar bahwa memang kita perlu mendapat menteri karena kontribusi kita untuk negara cukup banyak," katanya.

Masyarakat mengharapkan bukan saja pada jabatan menteri melainkan pejabat eselon I dan II di kementerian, lebih banyak dari Papua.

"Di kementerian ada orang dari suku lain, masa kesempatan itu tidak bisa kasih kepada kita. Seingat saya ada beberapa anak Papua tetapi mereka masih rata-rata pada eselon IV. Kita mau yang betul-betul dirjen. Banyak anak Papua yang punya kapasitas," katanya.

Ia memastikan ada banyak figur Papua yang sangat siap menjadi menteri, misalnya Bahlil yang merupakan Mantan Ketua Senat Port Numbay namun keputusan ada pada Presiden.

"Untuk menteri ini ada banyak sekali figur, sangat banyak, sangat siap. tetapi presiden yang menentukan. Itu kuncinya," kata dia.

Baca juga: Bahlil: Personel kabinet kewenangan Presiden

Pewarta: Marius Frisson Yewun
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2019