Surabaya (ANTARA) - Pelatih Persebaya Djadjang Nurdjaman meminta maaf karena timnya gagal meraup poin penuh usai bermain seri 2-2 melawan Barito Putera di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya, Selasa sore.

"Imbang di kandang sama dengan kalah dan saya meminta maaf kepada bonek, bonita dan pecinta Persebaya karena gagal tiga poin," ujarnya kepada wartawan usai pertandingan.

Pada laga tunda pekan keempat Liga 1 musim kompetisi 2019 tersebut, gol-gol tuan rumah dicetak Damian Lizio menit ke-79 dan Manuchehr Jalilov menit ke-87, sedangkan dua gol tim tamu dicetak Rafael Da Silva menit ke-70 dan 90+1.

Menurut dia, kelengahan di barisan belakang dan kehilangan fokus di menit akhir menjadi penyebab kegagalan timnya menang empat kali beruntun.

Djanur, sapaan akrabnya, berjanji menjadikan pertandingan yang disaksikan 9.000 orang lebih penonton di stadion tersebut sebagai bahan evaluasi menghadapi laga-laga berikutnya.

Pelatih asal Majalengka itu mengakui timnya sempat terbawa ritme lambat permainan lawan pada babak pertama, namun di babak kedua ia meminta pemainnya tampil lebih cepat hingga berhasil menciptakan sejumlah peluang.

Sementara itu, gelandang Persebaya Damian Lizio juga mengaku sedih terhadap hasil akhir karena hingga menit akhir timnya unggul dan menguasai pertandingan selama 90 menit.

"Tapi, gol menit akhir Barito Putera sangat disayangkan. Ke depan kami akan terus bekerja keras untuk meraih kemenangan," ucap pemain impor asal Bolivia tersebut.

Tambahan satu poin membuat "Bajul Ijo" naik satu tingkat di klasemen sementara, dari peringkat lima ke urutan empat dengan koleksi 12 poin hasil tiga kali menang, tiga kali seri dan sekali kalah dari tujuh pertandingan.

Sedangkan bagi Barito Putera hasil tersebut membuatnya sukses keluar dari zona degradasi dan berada di peringkat 15 dengan koleksi empat poin hasil empat kali seri, tiga kali kalah dan belum pernah menang dari tujuh laga.

Baca juga: Barito Putera tahan Persebaya 2-2

Baca juga: Kontra Persib, Persija siap tampil habis-habisan

Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2019