Jakarta (ANTARA News) - Direktur Jenderal Bea dan Cukai (Dirjen BC), Anwar Suprijadi, mengungkapkan bahwaterjadi kelangkaan trailer (truk pengangkut peti kemas) di kawasan pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, yang sangat mengganggu kelancaran arus barang ekspor dan impor. "Kondisi infrastruktur jalan menuju Tanjung Priok yang rusak ditambah kelangkaan trailer menyebabkan terhambatnya arus barang," kata di Jakarta, Kamis. Anwar mengatakan, pihaknya sudah menyampaikan adanya masalah hambatan arus barang itu dengan berbagai instansi lainnya termasuk Tim Kelancaran Arus Barang berdasar Peraturan Presiden (Perpres) yang sudah dibentuk. "Kami sudah membicarakan masalah ini dengan Seskab dan Tim Perpres tentang Kelancaran Arus Barang. Itu sudah saya sampaikan sehingga kalau nanti ada kemacetan yang lebih parah, jangan BC yang disalahkan," katanya. Ketika ditanya berapa nilai potensi kerugian akibat kondisi itu, Anwar tidak menyebutkan nilai nominal. "Itu bukan tugas kami, ada timnya. Yang jelas, perputaran barang menjadi lambat, sehingga biaya inventory-nya menjadi lebih mahal, bahan bakar minyak yang dikonsumsi truk menjadi lebih banyak, dan supirnya juga kasihan. Saya kira totalitas kerugian cukup besar," katanya. Ketika ditanya pers, apakah pihaknya pernah meminta Departemen Pekerjaan Umum (PU) mempercepat perbaikan jalan yang rusak dengan tenggat waktu tertentu, Anwar mengatakan, semakin cepat perbaikannya akan makin baik. "Kalau saya inginnya makin cepat makin baik. Kalau minta kami tenggat waktu, nanti mereka minta anggaran, padahal saya tidak punya anggarannya," demikian Anwar. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008