New York (ANTARA News) - Indonesia tidak berniat mengajukan amandemen terhadap rancangan resolusi tentang penambahan sanksi bagi Iran berkaitan dengan program pengembangan nuklir kendati rencana pemungutan suara terhadap rancangan tersebut kembali ditunda menjadi hari Senin (3/3). Menurut Wakil Tetap RI untuk PBB Marty Natalegawa ketika dihubungi ANTARA News-New York, Jumat, Indonesia tidak melihat ada ruang untuk mengubah masalah substansial dalam rancangan. "Mengenai penambahan sanksi terhadap Iran, negara-negara sponsor sudah mengindikasikan hal itu sudah tidak bisa dirubah. Jadi kita tidak akan memberikan usul, karena masalah intinya justru tidak bisa diubah," kata Marty. Di tengah dukungan terhadap rancangan resolusi dari semua negara besar di Dewan Keamanan PBB yang juga anggota permanen Dewan Keamanan dengan hak veto --AS, Inggris, Perancis, Rusia, dan China-- Indonesia masih menunjukkan sikap untuk tidak mendukung rancangan tersebut. Hingga Jumat, tegas Marty, Indonesia masih tidak teryakinkan bahwa penambahan sanksi bagi Iran adalah jalan terbaik saat ini, apalagi setelah laporan IAEA baru-baru ini menyatakan adanya kemajuan dalam hal kepatuhan Iran. Sikap tidak mendukung sejauh ini juga ditunjukkan oleh tiga anggota non-permanen lainnya, yaitu Libya, Afrika Selatan, dan Vietnam. Tanpa mengungkapkan akan memilih menolak atau abstain, Marty menegaskan bahwa Indonesia sendiri telah siap untuk menjalani pemungutan suara terhadap rancangan. "Kapanpun `voting`, kita siap. Mau hari ini, besok (Sabtu), Minggu atau Senin," cetusnya. Iran sendiri telah berkali-kali menegaskan bahwa pihaknya hanya mengembangkan nuklir untuk tujuan damai dan --dengan mengutip laporan badan pengawas atom PBB IAEA-- negara tersebut telah menyelesaikan masalah-masalah krusial seperti yang diminta IAEA. Sementara itu kepada ANTARA News di New York, Duta Besar Iran untuk PBB Mohammad Khazaee mengulangi lagi permintaan Tehran agar Indonesia mendukung posisi Iran. "Indonesia merupakan bangsa muslim yang besar dan kita memiliki hubungan sejarah yang sangat erat. Kami berharap Indonesia akan mendukung dan menyambut kerjasama baik yang telah diberikan Iran kepada IAEA dan hak Iran untuk memiliki program nuklir untuk tujuan damai," kata Khazaee. "Saya yakin, rakyat dan pemerintah Indonesia akan dapat memahami ini dan mengerti bahwa masalah-masalah nasional harus diselesaikan dengan cara-cara yang logis," tambahnya. Pemungutan suara (voting) oleh 15 negara anggota Dewan Keamanan PBB terhadap rancangan resolusi soal penambahan sanksi bagi Iran berkaitan dengan program nuklirnya kembali ditunda hingga Senin, demikian menurut sejumlah diplomat. Negara-negara sponsor di DK-PBB --yang menyiapkan rancangan-- yaitu Inggris dan Perancis yang pada Kamis (28/2) mengatakan mereka akan menyatakan rancangan sudah siap untuk `voting` pada hari Sabtu, memutuskan untuk menundanya hingga Senin (3/3). Penundaan itu disebut-sebut untuk memberikan waktu lagi kepada empat negara, --yaitu Indonesia, Libya, Afrika Selatan dan Vietnam-- yang belum menunjukkan keinginan untuk bergabung dengan negara-negara anggota Dewan Keamanan lainnya untuk mengesahkan rancangan. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008