Tokyo (ANTARA News) - Mitsubishi Electric dari Jepang pada Senin mengatakan bahwa mereka akan menghentikan produksi handphone karena prospek suram bisnis yang menimbulkan kerugian itu yang sedang menghadapi persaingan ketat. Pasar handphone di Jepang memiliki ruang yang terbatas untuk pertumbuhan lebih jauh ketika kebanyakan orang telah memilikinya, sementara jumlah penduduk mengalami penurunan. "Sebagai konsekuensi, bisnis `handset` (telepon seluler) Mitsubishi Electric mengalami penurunan pengiriman dan itu telah menjadi makin sulit untuk memperkirakan peningkatan dalam lahan ini," kata sebuah pernyataan dari perusahaan itu yang dikutip AFP. Di Jepang, negara dengan penduduk 127 juta jiwa, telah beredar 100 juta telepon seluler yang beroperasi, yang menciptakan tantangan utama bagi penyedia jasa untuk meraih pertumbuhan. Mitsubishi memperkirakan penjualan telepon selulernya dalam tahun fiskal berjalan hingga Maret berjumlah 2,1 juta "handset", dengan nilai keseluruhan 100 miliar yen (970 juta dolar AS), terutama untuk perusahaan operator seluler kenamaan Jepang NTT DoComo. Mitsubishi memiliki pangsa pasar relatif kecil dalam keseluruhan pasar Jepang yang memiliki penjualan tahunan sekitar 50 juta "handset". Perusahaan itu mengatakan tidak berencana melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) dengan 600 pekerja di bisnis ini, dan akan direlokasi mereka ke kegiatan produksi yang lain. Langkah tersebut akan menyebabkan kerugian sementara sekitar 17 miliar yen dalam kerugian sebelum pajak grup pada tahun fiskal berjalan hingga Maret. Mitsubishi Electric akan menggeser sumber daya ke wilayah dengan prospek yang lebih terang, seperti infrastruktur komunikasi, sistem keamanan bisnis dan rumah, dan sistem otomatisasi pabrik. Langkah tersebut merupakan kasus terbaru perusahaan Jepang yang menyesuaikan kembali operasinya, dengan memangkas atau mengalihkan bisnis yang lemah untuk fokus pada wilayah kekuatan. Kebijakan itu muncul hanya beberapa pekan setelah saingan perusahaan itu, Sanyo Electric memutuskan untuk menjual operasi produksi "handset" telepon selulernya kepada Kyocera. Di antara contoh perusahaan yang melakukan restrukturisasi baru-baru ini, Toshiba melepas DVD dengan ketajaman tinggi, sementara Hitachi akan menarik diri dari bisnis komputer personal (PC).(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008