Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah diminta untuk mewaspadai tawaran pengadaan pesawat jet tempur F-16 Fighting Falcon dari Amerika Serikat (AS) saat kunjungan Menhan AS Robert Gates ke Indonesia beberapa waktu silam. "Komisi I tidak pernah merekomendasikan pembelian F-16 dari AS, karena berbagai pertimbangan terutama ancaman embargo," kata anggota Komisi I DPR dari Fraksi PDI-Perjuangan Permadi di Jakarta, Senin. Dalam Rapat Kerja Menhan Juwono Sudarsono dan Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso dengan Komisi I DPR, Permadi mengatakan AS dan sekutunya kerap melakukan diskriminasi terhadap negara-negara yang tidak mendukung. "Toh, pesawat buatan negara lain seperti Brazil sudah cukup bagus dan tidak rawan terhadap embargo," ujarnya. Permadi menambahkan, Komisi I hanya merekomendasikan kepada Pemerintah untuk melanjutkan pengadaan pesawat jet tempur Sukhoi Rusia untuk menambah kekuatan tempur TNI Angkatan Udara. Hal senada diungkapkan anggota Komisi I Andreas Pareira yang mengatakan, pemerintah harus benar-benar menyelidiki latar belakang AS menawarkan pesawat tempur F-16 itu. "Apa latar belakang AS menawarkan itu, ini sungguh mengejutkan saya. Tidak ada sesuatu yang gratis. AS menawarkan ini, bukan karena mereka murah hati," ujarnya. Anggota komisi I lainnya juga menyatakan agar pemerintah benar-benar mewaspadai tawaran F-16 AS itu mengingat negara Uwak Sam itu pernah melakukan embargo militer kepada Indonesia. Mereka sangat memahami bahwa pesawat itu sangat dibutuhkan oleh TNI AU, tetapi tawaran itu harus tetap diwaspadai. Dalam kunjungannya ke Indonesia, Menhan AS Robert Gates menawarkan sejumlah Block 52 F-16 Fighting Falcon C/D multi role dan peremajaan pesawat sejenis tipe A/B yang telah dimiliki TNI AU sebelumnya.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008