Surabaya (ANTARA News) - Tim Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya menawarkan sistem Bernoulli (tekanan atas dan bawah yang seimbang) untuk menghentikan luapan lumpur di kawasan eksplorasi PT Lapindo Brantas di Porong Sidoarjo, Jatim. "Saya berharap dapat mendampingi Rektor ITS Prof Ir Priyo Suprobo MS PhD untuk menghadap Presiden RI guna membicarakan solusi teknis menghentikan lumpur dengan sistem Bernoulli," kata koordinator tim ITS Ir Djaja Laksana di Surabaya, Senin. Ia mengatakan, upaya penghentian dengan menggunakan sistem Bernoulli membutuhkan anggaran Rp12 triliun untuk pembuatan bendungan bertulang, pemasangan pipa berdiameter 50 sentimeter di pusat semburan (untuk mengukur total ketinggian tekanan semburan), dan pengaliran air lumpur dengan memakai star pump (pompa penyedot lumpur khusus). "Semua biaya untuk menghentikan semburan lumpur itu telah kami hitung secara matang, sehingga tidak akan ada biaya di luar operasional dan pembelian alat. Biaya itu memang jauh lebih besar dibandingkan sistem relief well (pengeboran menyamping), namun tingkat keberhasilannya lebih tinggi," katanya. Menurut dia, tingkat kerberhasilan sistem Bernoulli lebih tinggi dibandingkan sistem relief well, karena keberhasilan sistem relief well berpeluang "fifty-fifty", sedangkan sistem Bernoulli mencapai 85 persen. "Besarnya biaya itu akan terlihat lebih kecil dibandingkan dengan dampak dan kerugian yang dialami Jatim selama hampir dua tahun terakhir. Tenggelamnya 28 perusahaan di kawasan Porong dengan jumlah pekerja 2.935 orang, bukan hanya mengakibatkan hilangnya mata pencaharian mereka, tetapi juga merugikan pengusaha dan pemerintah propinsi," katanya. Jumlah kerugian akibat hilangnya aset perusahaan, katanya, diperkirakan mencapai Rp700 miliar, sedangkan kerugian akibat tidak beroperasinya perusahaan itu diperkirakan sebesar Rp20 triliun/tahun. "Bukan hanya industri, sektor lain seperti transportasi, usaha kecil menengah, dan pariwisata juga ikut merasakan hal yang sama, karena itu semburan harus segera dihentikan, agar kondisi sektor yang selama ini mati dan terancam akan segera pulih," katanya. Ia mengaku pemerintah yang berhak menentukan, apakah sistem relief well atau sistem Bernoulli yang dilengkapi sistem pengaliran lumpur (star pump) yang akan dijadikan alternatif untuk menghentikan masalah lumpur itu. "Semua luapan/semburan, baik yang terjadi karena fenomena alam atau karena kesalahan pengeboran dapat dihentikan dengan teori Bernoulli. Tidak ada semburan yang tidak bisa dihentikan, asalkan penanganannya benar," katanya.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008