Surabaya (ANTARA) - Komunitas Masyarakat Surabaya (KMS) mengusulkan Kepala Dinas Tenaga Kerja Surabaya, Dwi Purnomo sebagai bakal Calon Wakil Wali Kota Surabaya jalur independen mendampingi M. Sholeh yang sudah lebih dulu mendeklarasikan diri sebagai cawali independen 2020.

"Kemarin (12/7) siang ada beberapa perwakilan LSM dan perwakilan buruh Surabaya mendatangi posko kami. Mereka menawarkan duet antara M. Sholeh dan Dwi Purnomo," kata Koordinator KMS, Kusnan kepada ANTARA di Surabaya, Sabtu.

Selain itu, lanjut dia, nama Dwi Purnomo sebelumnya juga sempat tersaring sebagai kandidat cawali jalur independen dari birokrat yang digelar KMS. Hanya saja, nama yang paling menguat untuk cawali independen adalah M. Sholeh. Menurut dia, Dwi Purnomo bukan sosok baru, melainkan sudah puluhan tahun berkiprah mengabdi di Pemkot Surabaya.

Baca juga: M. Sholeh deklarasikan diri sebagai Cawali Surabaya jalur independen

Baca juga: Cawali Surabaya Independen Sholeh targetkan 135 ribu KTP empat bulan

Baca juga: Cawali Surabaya independen dinilai berpeluang sebagai pelanjut Risma


Kusnan mengatakan pihaknya bersama dengan para LSM dan buruh di Surabaya siap mendapatkan 135 kartu tanda penduduk (KTP) sebagai syarat dukungan maju sebagai Cawali dan Cawawali Surabaya jalur independen.

"Kami akan turun ke rekan buruh dan siap kampanye ke kampung-kampung untuk menggalang suara ke warga," kata Kusnan menirukan pernyataan dari perwakilan buruh yang mendatangai pokso KMS.

Ia sendiri menerima semua aspirasi dari semua perwakilan dari elemen masyarakat Surabaya demi terwujudnya Kota Surabaya yang lebih hebat. "Tokoh-tokoh baru harus muncul, bukan lagi calon-calon lama agar warga bisa puas memilih calon wali kotanya," katanya.

M. Sholeh yang berprovesi sebagai pengacara sebelumnya telah mendeklarasikan diri sebagai Bakal Calon Wali Kota Surabaya jalur independen di salah satu kafe di Surabaya, Kamis (4/7). Sholeh menargetkan 135 ribu kartu tanda penduduk sebagai salah satu persyaratan pencalonan cawali independen di Pilkada Surabaya 2020 terpenuhi dalam waktu empat bulan.

Menurut dia, pihaknya sudah punya sejumlah perangkat yang nanti akan memperlancar proses pengumpulan KTP. Perangkat tersebut diantara para pendukung yang terdiri dari advokat, para guru honorer, seniman, budayawan, lembaga swadaya masyarakat, pegiat sosial dan warga Surabaya.

"Nanti ada teman-teman yang dulu saya bantu akan membantu proses pengumpulan KTP," kata Sholeh yang juga pengacara ini.

Selain itu, lanjut dia, dalam pengumpulan KTP, pihaknya akan membuka tenan atau posko di sejumlah tempat umum. Melalui posko tersebut, ia akan mengajak warga Surabaya memberikan dukungan terhadap dirinya yang maju sebagai Cawali Surabaya independen.

Sosiolog Politik Politik Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Agus Machfud Fauzi menilai peluang Cawali Surabaya jalur indepen, M. Sholeh tetap ada, jika tidak ada figur yang tepat sebagai pelanjut Wali Kota Tri Rismaharini. "Kemungkinan bisa, meski tantangannya besar," katanya.

Menurut dia, tantangan Sholeh maju sebagai Cawali Surabaya tidak hanya mengumpulkan kartu tanda penduduk (KTP), tanda tangan bermaterai sebagai syarat maju, melainkan juga optimisme dari personilnya.

"Dia punya, tetapi trust publik belum ada indikasi. Dia belum bisa menampilkan modal sosial sebagai bakal calon yang mempunyai kapasitas," ujarnya.

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019