Moskow (ANTARA News) - Suatu kawasan pro-Rusia di pegunungan Caucasus, Rabu, meminta masyarakat internasional untuk mengakui kemerdekaan mereka dari Georgia, sebagaimana dukungan Barat terhadap kemerdekaan Kosovo. Reuters melaporkan, Ossetia Selatan, yang memerdekakan diri pada dasawarsa 90-an, minta PBB, negara-negara Uni Eropa dan Rusia untuk mengakui mereka sebagai negara berdaulat. "Preseden di Kosovo telah membuat kami lebih aktif mendapatkan hak-hak kami," kata seorang jurubicara bagi Eduard Kokoity, pemimpin separatis Ossetia Selatan, dalam pembicaraan lewat telefon. Majelis setempat telah mengesahkan suatu resolusi yaitu kemerdekaan Kosovo telah menunjukkan preseden bahwa wilayah-wilayah yang ingin berdaulat harus diakui oleh masyarakat internasional. Kosovo secara sepihak menyatakan kemerdekaan dari Serbia pada tanggal 17 Februari. Negara-negara barat yang mendukung Kosovo mengatakan hal tersebut tidak menjadikan suatu preseden yang dapat diterapkan di setiap tempat, namun para pemberontak di negara bekas Uni Soviet itu mengatakan penyataan tersebut munafik. Abkhazia dan Ossetia Selatan di Georgia serta Nagorno-Karabakh di Azerbaijan dan Transdniestria di Moldova, memproklamirkan diri pada dasawarsa 90-an tapi tidak mendapat pengakuan internasional. Ossetia Selatan, daerah kecil di pegunungan Caucasus, memisahkan diri dari Georgia dan mengusir pasukan pro-Tbilisi pada awal 90-an. "Preseden Kosovo merupakan suatu konfirmasi yang menyakinkan bahwa resolusi konflik-konflik regional tidak hanya berdasarkan prinsip integritas teritorial suatu negara," ungkap majelis wilayah tersebut dalam pernyataan yang disampaikan kepada Reuters. "Masa 17 tahun kemerdekaan Ossetia Selatan telah menegaskan kemampuannya untuk hidup dan yang diperlukan hanyalah pengakuan kedaulatan sesuai piagam PBB." Ossetia Selatan, yang ingin "lebih dekat" ke Rusia, hingga kini dianggap dunia internasional sebagai bagian dari Georgia. Hampir semua dari 50 ribu orang yang hidup di wilayah itu punya paspor Rusia, dan Moskow adalah penyokong terbesar diplomatik Ossetia Selatan. Kawasan itu punya ikatan etnik yang kuat dengan Ossetia Utara yang berada di Rusia. Pemerintah Tbilisi telah berikrar akan memulihkan kontrol mereka di Ossetia Selatan, kawasan yang menjadi sumber ketegangan Rusia dan Georgia. Georgia menuduh Rusia memanas-manasi pemisahan diri Ossetia Selatan, sedangkan Rusia, sekutu akrab Serbia, mengatakan pengakuan atas kemerdekaan Kosovo oleh Barat ibarat membuka "kotak Pandora" gerakan separatis di seluruh Eropa.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008