Jakarta (ANTARA News) - Kepemimpinan Idham Chalid di Nadhalatul Ulama (NU) selama 28 tahun (1956-1984) membuat sosok yang pernah menjadi Ketua DPR/MPR pada periode 1972-1977 itu identik dengan organisasi keagamaan terbesar di Indonesia tersebut. "Idham Chalid adalah tokoh yang paling lama memimpin NU yaitu selama 28 tahun, sehingga wajar bila ada yang mengidentikkan NU dengan Idham Chalid," kata Ketua Forum Indonesia Satu (FIS) Arief Mudatsir Manan dalam peluncuran buku "Napak Tilas Pengabdian Idham Chalid" di Jakarta, Kamis malam. Arief memaparkan, sosok Idham yang juga pernah menjadi Wakil Perdana Menteri pada masa Orde Lama itu merupakan sosok ulama yang kharismatik, berwawasan luas, tangguh, ramah dengan semua kalangan, dan memiliki kehati-hatian dalam bersikap. Akibat sikap kehati-hatian itu, ujar dia, terdapat pihak yang mencitrakan Idham sebagai politisi yang kurang dinamis. Padahal, lanjut Arief, sikap kehati-hatian Idham merupakan salah satu strategi agar bangsa Indonesia tidak terjerumus ke dalam situasi yang membahayakan. Arief, yang juga merupakan editor utama dari buku tentang Idham Chalid tersebut, mengaku sukar untuk mengumpulkan beragam bahan mengenai sosok yang juga sempat menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Agung (DPA) itu. "Saya mengumpulkan bahan antara lain dari catatan beliau dan wawancara dengan sahabat serta beberapa tulisan dari lokakarya yang pernah diikuti beliau," kata Arief. Sementara itu, anak Idham Chalid yang juga merupakan Direktur Pemberitaan LKBN ANTARA, Saiful Hadi Chalid, mengatakan, ayahnya adalah sosok yang berpikir dan hidup secara sederhana. Saiful mengutarakan kenangannya bahwa Idham Chalid ketika berkunjung ke daerah tidak pernah menginap di hotel berbintang. Ia menyebut buku tersebut sebagai "the unfinished story" karena masih terdapat bagian hidup Idham Chalid pada masa awal era Orde Baru yang layak untuk ditelaah secara lebih mendalam. Untuk itu, Saiful menyebut kemungkinan besar bahwa akan terdapat buku sekuel tentang Idham Chalid yang juga akan dikerjakan oleh FIS. Acara peluncuran buku tersebut juga dihadiri antara lain Wakil Presiden Jusuf Kalla, Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, Ketua DPR Agung Laksono, Menteri Komunikasi dan Informatika Muhammad Nuh, Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah, Menteri Perindustrian Fahmi Idris, dan Ketua PBNU Hasyim Muzadi.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008