Jayapura (ANTARA News) - Kembalinya dua mantan anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) yakni Franzalbert Yoku dan Simion Messet ke tanah kelahiran mereka di Papua, merupakan hal yang wajar dan tidak perlu dipolitisir. "Tidak perlu dibesar-besarkan atau dipolitisir berlebihan bila orang Papua termasuk mereka yang mengaku diri sebagai aktivis OPM di luar negeri kembali ke kampung halamannya," kata Ramses Wally, Wakil Ketua Komisi A Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP) di Jayapura, Jumat. Penegasan Ramses Wally itu menanggapi dua tokoh OPM yang memperoleh kewarganegaraan Indonesia dari Pemerintah RI setelah berpuluh tahun menjadi warga negara asing. Franzalbert Yoku berkewarganegaraan Papua Nugini (PNG) dan Nikolas Simion Messet berkewarganegaraan Swedia. Ketika masih berada di luar negeri, mereka berdua melakukan lobi-lobi politik di wilayah Pasifik Selatan hingga ke Eropa dan Amerika Serikat untuk kemerdekaan Papua. Kedua tokoh itu, belum lama ini memperoleh surat pengakuan pemerintah RI untuk kembali ke kampung halamannya di Papua. Wally menilai, kembalinya dua tokoh politik OPM itu merangsang warga Papua lainnya yang masih bermukim di luar negeri karena perbedaan pandangan politik untuk kembali ke tanah Papua membangun kampung-halaman sendiri dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Menurut Ramses, keberadaan warga Papua di luar negeri itu justeru diakibatkan oleh situasi dan kondisi politik di Papua ketika rezim Orde Baru (Orba) masih berkuasa, apalagi tekanan kekerasan oleh aparat keamanan saat itu namun sekarang kondisi politik dan keamanan sudah berubah dan semakin kondusif sehingga warga Papua di pengasingan itu harus pulang ke kampung halamannya. Ramses berpendapat, perjuangan menuju kemerdekaan Papua saat ini sia-sia belaka, bahkan mereka yang hidup di luar negeri itu semakin menderita sementara tanah Papua ini kaya raya akan sumberdaya alam (SDA) yang belum seluruhnya diolah. Yoku dan Messet adalah pemilik sah tanah leluhurnya di Papua, maka wajar bila mereka kembali ke kampung halaman sendiri untuk bersama-sama orang Papua lainnya membangun membangun untuk kesejahteraan bersama. Wally meminta warga Papua di pengasingan, terutama sebagian besar yang berada di PNG pulang ke tanah leluhur di Provinsi Papua dan Papua Barat seperti yang sudah dilakukan Yoku dan Messet. Puluhan tahun, Yoku dan Messet melalang-buana di berbagai negara. Yoku mendirikan sebuah surat khabar mingguan dan pernah menjadi anggota parlemen di PNG, sementara Messet pernah menjadi penerbang pesawat Air Nugini, PNG, namun pada akhirnya keduanya sadar bahwa "hujan emas di negeri orang-hujan batu di negeri sendiri, baiklah di negeri sendiri". Yoku berasal Sentani, ibukota Kabupaten Jayapura, sementara Nikolas Simion Messet, berasal dari Kabupaten Sarmi. Messet adalah putra sulung mendiang mantan bupati pertama Kabupaten Jayapura sejak Papua berintegrasi ke pangkuan RI, 1 Mei 1963, M.Tjonce Messet.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008