New York (ANTARA News) - Ditengah kasus pengunduran diri penasehatnya pada Jumat (7/3), terkait perkataan kasar terhadap Hillary Rodham Clinton, senator asal Illinois Barack Obama pada Sabtu (Minggu WIB) memenangi kaukus Wyoming dan membuatnya makin memimpin pencalonan kandidat presiden AS dari Partai Demokrat. Menurut hasil penghitungan suara di 23 daerah di negara bagian Wyoming, Obama menggaet 61 persen atau 5.378 suara, sementara Hillary mengumpulkan 38 persen atau 3.312 suara. Dengan perolehan suara seperti itu, Obama mendapat tambahan dukungan tujuh perutusan menjadi total 1.579 perutusan, sementara Hillary lima perutusan sehingga total dukungan yang sudah dikumpulkan senator asal New York itu adalah 1.468. Obama atau Hillary harus dapat mengumpulkan 2.025 perutusan untuk keluar sebagai kandidat dari Partai Demokrat yang akan menghadapi kandidat dari Partai Republik, John McCain, dalam Pemilu Presiden AS pada November 2008 nanti. Baik Obama maupun Hillary sama-sama memiliki peluang untuk mengukir sejarah bagi kepemimpinan di AS, yaitu menjadi presiden kulit hitam pertama atau presiden perempuan pertama Amerika Serikat. Dalam proses pemilihan untuk Partai Demokrat di tingkat kaukus --pemungutan suara yang dilakukan oleh warga AS yang sudah terdaftar sebagai pemilih Partai Demokrat-- Obama secara umum terus memimpin, yaitu melalui 13 kali berbanding tiga kali kemenangan dibandingkan Hillary. Hillary juga tampaknya harus bersiap-siap menelan kekalahan berikutnya dalam pemungutan suara pada Selasa (11/3) di Mississippi, negara bagian yang memiliki penduduk kulit hitam dalam jumlah besar. Kendati demikian, kubu Hillary menjelang akhir pekan ini terus menunjukkan antusiasme untuk terus bersaing, antara lain dengan kampanye yang digelar Hillary di Cheyenne dan Casper sehari sebelum pemungutan suara di negara bagian Wyoming berlangsung. Tidak hanya itu, ia juga mengerahkan sang suami yang mantan presiden AS, Bill Clinton, dan anak semata wayang mereka Chelsea, untuk berkampanye di negara bagian tersebut. Obama sendiri pada Jumat berkampanye di Casper dan Laramie di tengah beberapa terpaan yang harus dihadapinya, yaitu adanya anggapan bahwa Obama jika terpilih sebagai presiden, ia belum tentu akan segera menarik pasukan AS dari Irak. Masalah lain yang dialaminya baru-baru ini adalah pengunduran diri penasihat dalam tim kampanyenya, Samantha Power, yang menyebut Hillary seperti "monster". Samantha Power, profesor di Harvard University, merupakan penasehat Obama untuk bidang politik luar negeri. Ia juga dikenal sebagai penulis buku `A Problem from Hell: America and the Age of Genocide` yang memberinya penghargaan Pulitzer tahun 2003 untuk kategori non-fiksi. Power mengundurkan diri pada Jumat karena telah mengeluarkan perkataan kasar tentang Hillary seperti yang dikutip oleh sebuah koran di Skotlandia. Dalam pernyataan melalui tim kampanye Obama, Power menunjukkan penyesalannya yang mendalam. "Senin lalu, saya mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang tidak dapat dimaafkan yang justru tidak sesuai dengan kekaguman saya terhadap Senator Clinton (Hillary, red), semangat dan tujuan kampanye Obama," kata Power. "Saya minta maaf kepada Senator Clinton, Senator Obama dan tim hebat yang telah bekerja sama dengan saya selama 14 bulan," katanya lagi dikutip Reuters. Power pada Senin lalu melakukan wawancara dengan sebuah koran terbitan Skotlandia dan sempat menyebut Hillary `monster`, kendati dalam konteks `off the record` alias tidak untuk dikutip. Pernyataan yang ditulis oleh koran Skotlandia tersebut kemudian dikutip oleh media di AS, yang kemudian berujung dengan pengunduran diri Power. Sebelum pengunduran diri diumumkan, kubu Hillary dilaporkan mengadakan perbincangan telpon dengan sejumlah pendukungnya yang kemudian menginginkan Power dipecat karena telah mengeluarkan pernyataan kasar terhadap mantan ibu negara AS itu.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008