Jakarta (ANTARA News) - Penantian Indonesia untuk kembali meraih gelar pada turnamen bergengsi All England masih berlanjut saat satu-satunya yang berhasil lolos ke final, pasangan Nova Widianto/Lilyana Natsir gagal meraih kemenangan. Pada final yang digelar di National Indoor Arena, Birmingham, Inggris, Minggu malam WIB, pasangan peringkat dua dunia itu kalah 21-18, 14-21, 9-21 dari juara bertahan asal Cina Zheng Bo/Gao Ling. Gelar juara All England terakhir diraih Indonesia melalui ganda putra Candra Wijaya/Sigit Budiarto pada 2003, sedangkan gelar ganda campuran terakhir dimenangi pasangan Chistian Hadinata/Imelda Wiguna pada 1979. Meski tertinggal sejak awal, pada game pembuka Nova/Lilyana yang semula banyak melakukan kesalahan, memperbaiki penampilan mereka untuk meraih enam angka berturut-turut saat kedudukan 6-15 sehingga memperpendek jarak menjadi 12-15. Mereka melanjutkan penampilan mengesankan untuk kembali meraih enam angka beruntun sehingga memimpin 18-16 sebelum pasangan Cina menyamakan kedudukan 18-18. Tiga angka berikutnya direbut pasangan Indonesia itu untuk memenangi game pertama 21-18. Pada game kedua, Nova/Lilyana yang kembali tertinggal sejak awal gagal mengulang keberhasilan pada game pertama sehingga menyerah 14-21 dan harus menggelar game penentuan. Pertahanan pasangan Cina semakin sulit ditembus dan mereka tampil percaya diri pada game ketiga sehingga menyulitkan ganda juara dunia asal Indonesia itu untuk mengumpulkan angka. Mereka akhirnya menyerah dengan skor 9-21 setelah bermain selama satu jam enam menit. "Kali ini kami kalah. Bolanya (shuttlecock) lambat, mendukung sekali untuk tipe permainan mereka," ujar Nova yang dihubungi usai pertandingan. "Mereka tidak mau terpancing bermain cepat seperti pada game pertama," tambahnya mengenai kegagalan pada game kedua dan ketiga. Dengan kekalahan tersebut, rekor pertemuan pasangan Indonesia dengan ganda China peringkat satu dunia itu menjadi 3-4, setelah dalam pertemuan sebelumnya di Hong Kong Super Series 2007, mereka menang. Sementara itu, juara bertahan tunggal putra Lin Dan yang tampil dengan kondisi lutut kiri dibalut, harus mengakui keunggulan rekan senegaranya Chen Jin. Pemain nomor satu dunia itu beberapa kali terjatuh saat berusaha mengembalikan pukulan pemain peringkat empat dunia itu, sebelum akhirnya menyerah dengan skor ketat 20-22, 23-25, sekaligus memastikan gelar bagi Chen Jin. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008