Ngawi (ANTARA News) - Jalur lalu lintas yang menghubungkan Kecamatan Kwadungan dengan kota Ngawi, Jawa Timur, lumpuh akibat banjir setinggi 70 hingga 100 cm. Banjir yang menggenangi jalur alternatif tersebut, merupakan luapan banjir dari sungai Ulo dan Bengawan (sungai) Madiun yang debit airnya terus meningkat sejak Minggu (9/3). Salah seorang warga desa Purwosari, Mitro (38), Senin, mengemukakan, luapan air yang mengenangi jalur Kwadungan-Ngawi, perkampungan warga dan areal persawahan terjadi sejak pukul 02.00 WIB. Selain disebabkan meluapnya sungai Ulo dan Bengawan Madiun, juga disebabkan tingginya curah hujan yang terjadi dalam satu pekan terkhir. "Jalur di sini lumpuh total. Saat ini ketinggian air juga terus meningkat dan panjang jalan yang tergenang juga lebih panjang kurang lebih mencapai 500 meter dengan ketinggian air antara 70-100cm," katanya. Menurut dia, walaupun jalur terputus akibat banjir, banyak juga warga yang sudah terlanjut lewat jalur alternatif menuju kota Ngawi nekat menyeberang. Pasalnya, jika kembali ke jalur utama Madiun-Ngawi jarak tempuhnya lebih jauh. "Mayoritas warga yang nekat menyeberang adalah pegawai yang bekerja di kota Ngawi. Mereka menggunakan jasa gerobak atau `kluthuk` yang dioperasikan warga setiap banjir tiba. Dengan menyeberang jarak tempuh ke kota Ngawi lebih dekat," katanya. Lebih lanjut ia menjelaskan, selain menggenangi jalur alternatif, banjir juga menggenangi puluhan hektar tanaman padi yang siap penen. Bahkan ada beberapa rumah warga yang sudah kemasukan luapaan sungai Ulo dan Bengawan Madiun. Sekretaris kecematan Kwadungan, Samidi menyatakan, banjir tidak hanya terjadi di desa Purwosari melainkan ada beberapa desa yang terendam banjir, sehingga perlu penanganan lebih lanjut antara lain desa Simo, desa Tirak, desa Pojok, desa Jenangan dan desa Suemngko. "Berdasarkan laporan dari desa, banjir paling parah terjadi di desa Pojok dan Purwosari. Genangan air di desa tersebut mencapai 70-100cm. Melihat kondisi tersebut, langkah yang dilakukan oleh kecamatan adalah mengimbau masyarakat untuk segera mengungsi serta menyelamatkan barang-barang miliknya," katanya. Menurut dia, selian imbauan untuk mengungsi bagi warga yang terkena banjir, pihak kecamatan juga menyiapkan satu unit dapur umum yang ditempatkan di halaman kator kecamatan Kwadunganm guna menunjang kebutuhan makanan bagi warga yang terendam banjir. Ia menambahkan, pada musim hujan ini banjir yang menggenangi wilayah Kwadungan hingga mencapai 70 hingga 100 cm terjadi dua kali. Namun, banjir yang terajdi pada tahun 2008 ini lebih kecil dibandingkan dengan banjir yang melanda pada tanggal 26 Desember 2007 yang lalu. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008