Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah anggota DPR RI mendesak Pemerintah Singapura untuk lebih serius menelusuri serta mengungkap lolosnya Mas Selamat bin Kastari, seorang anggota Jemaah Islamiyah (JI), yang kabur dari penjara Singapura 27 Februari lalu. Anggota Fraksi Partai Bintang Reformasi Ade Daud Nasution dan anggota Fraksi PDI Perjuangan Andreas H Pareira mengungkapkan itu secara terpisah kepada ANTARA di Jakarta, Senin. Namun, keduanya tak menanggapi pernyataan beberapa pengamat yang menganggap Singapura ditengarai sengaja melepas Kastari--tokoh teroris yang pernah merencanakan pembajakan pesawat di Bandara Internasional Changi itu--untuk mengganggu program "Visit Indonesia Year (VIY) 2008". "Saya pikir `nggak` seperti itu, karena Singapura lebih paranoid dari Indonesia soal terorisme. Malah dia sangat takut dan benar-benar anti teroris," kata Ade Nasution. Sementara itu, Andreas Pareira berpendapat, analisa seperti itu terlalu naif. "Karena, tindakan itu sangat beresiko juga untuk Singapura sendiri. Karena bisa saja Kastari masih di Singapura atau Kastari kembali lagi ke Singapura," ujarnya. Kastari sendiri pernah ditangkap oleh pihak Kepolisian Republik Indonesia (Polri), kemudian dideportasi ke Singapura sekitar tiga tahun silam. Karena itu, kata Andreas, ketika ada khabar Kastari `terlepas` dari penjara Singapura yang terkenal sangat modern, canggih, dan ketat, muncul sejumlah polemik di masyarakat termasuk kecurigaan bahwa hal itu karena faktor kesengajaan untuk mengganggu VIY 2008.(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008