Samarinda (ANTARA News) - Sebanyak 15 Kepala Adat Dayak dari 13 kabupaten/kota di Kaltim mendatangi kantor KPU Kaltim, Rabu sore, menuntut penundaan pelaksanaan Pemilihan Gubernur Kaltim. Sambil membawa spanduk bertuliskan "Sukses PON Kaltim Tanggung Jawab Bersama", ke-15 Kepala Adat Dayak Kaltim itu disambut Ketua KPU Kaltim, Jaffar Haruna, di aula KPU. "Hasil Musyawarah Besar II Dewan Adat Dayak dari 13 kabupaten/kota Kaltim yang berlangsung tanggal 11 hingga 12 Maret 2008 memutuskan, pelaksanaan Pilgub harus ditunda setelah PON," kata juru bicara Dewan Adat Dayak Kaltim, Yakob Ukung, saat menyampaikan pernyataan sikap kepada Ketua KPU Kaltim. "Jika tetap dilaksanakan sesuai jadwal, kami tidak menjamin kedua event tersebut bisa berlanGsung aman dan sukses," tegasnya. Usai membacakan pernyataan sikap, 15 Tokoh Adat Dayak Kaltim tersebut menyerahkan sebuah piring putih kepada Ketua KPU Kaltim, Jaffar Haruna. Penyerahan piring putih itu kata Yakob Ukung sebagai simbol komitmen bersama untuk menjaga keamanan dan ketertiban di Kaltim. "Kami menyerahkan piring putih ini sebagai simbol kebersamaan sebab bangsa Indonesia khususnya orang Dayak makan bersama pada piring putih," ungkap Yakob Ukung yang juga menjabat Ketua Dewan Adat Dayak Kota Balikpapan. Ditemui usai membacakan pernyataan sikap, ia mengemukakan tuntutan penundaan pelaksanaan Pilgub Kaltim itu didasari kekhawatiran terjadinya bentrok massa saat Pilgub Kaltim sehingga akan mengganggu pelaksanaan PON. "Kami khawatir, empat pasangan cagub dan cawagub Kaltim sangat berpotensi menimbulkan bentrokan sehingga pelaksanaan PON yang merupakan event nasional akan terganggu," katanya. "Jadi, kami dari Dewan Adat Dayak dari 13 kabupaten/kota di Kaltim tidak menjamin keamanan jika pilgub tetap dipaksakan dilaksanakan sebelum PON," ancam Yakob Ukung. Ia juga membantah aksi demonstrasi disertai pengrusakan kantor Partai Golkar dan PDIP dilakukan oleh warga Dayak. "Kami perlu luruskan bahwa keributan dan aksi demonstrasi yang terjadi selama ini, bukan dilakukan oleh orang Dayak. Kami hanya merasa terpanggil sebagai warga Kalimantan, khususnya Kaltim untuk menjaga keamanan dan kelancaran pelaksanaan PON XVII 2008 yang baru pertama kali digelar di Kaltim," ungkapnya. Usai menyampaikan pernyataan sikap dan menyerahkan piring putih kepada Ketua KPU Kaltim, ke-15 Kepala Adat Dayak Kaltim tersebut meninggalkan KPU Kaltim yang dijaga ratusan personil Brimob dan Poltabes Samarinda.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008