Jakarta (ANTARA News) - Praktik penyulundupan minyak sawit mentah (CPO) ke luar negeri dinilai menjadi salah satu faktor pemicu kenaikan harga minyak goreng di pasaran dalam negeri. Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (P2HP) Departemen Pertanian Djoko Said Damardjati di Jakarta, kemarin, mengatakan, harga CPO di pasaran internasional yang tinggi saat ini mendorong produsen komoditas tersebut untuk mengekspor daripada menjual ke dalam negeri. "Instrumen Pajak Ekspor (PE) CPO yang diterapkan pemerintah tak mampu menekan laju ekspor bahkan untuk menghindari PE banyak yang melakukan penyelundupan," katanya. Djoko mengatakan, produksi CPO nasional saat ini mencapai lebih dari 17 juta ton pada 2007 sedangkan kebutuhan dalam negeri hanya sekitar 4,5 juta ton, sisanya sekitar 12,8 juta ton dipakai untuk ekspor. Sementara itu, produksi CPO pada 2005 sebanyak 13,6 juta ton, dengan total ekspor 10,44 juta ton kemudian pada 2006 total produksi CPO 16,3 juta ton dengan total ekspor 12,15 juta ton. Menurut dia, harga bahan bakar minyak (BBM) di tingkat dunia yang cenderung mengalami peningkatan menyebabkan permintaan CPO yang akan dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif turut meningkat, sehingga harganya juga mengalami lonjakan. Sementara itu Kepala Badan Ketahanan Pangan Nasional Deptan, Kaman Nainggolan menyatakan, kebijakan PE CPO yang diterapkan pemerintah sudah cukup bagus untuk menekan laju ekspor minyak sawit mentah tersebut. Namun demikian, tambahnya, implentasi di lapangan tidak berjalan dengan baik sehingga akhirnya memunculkan praktek penyelundupan CPO ke luar negeri terlebih lagi di Indonesia banyak jalur yang bisa dimanfaatkan untuk itu. "Oleh karena itu pihak berwenang harus memperketat semua lini agar penyelundupan CPO tidak ada lagi," katanya. Kaman mengakui PE CPO yang terlalu tinggi memang akan memacu praktek penyelundupan seperti yang terjadi pada 1998 ketika pemerintah menerapkan pajak ekspor komoditas tersebut mencapai 55 persen. Oleh karena itu menurut dia, PE CPO sebaiknya sedikit di bawah harga pasar, meskipun dalam jangka panjang hal ini juga tidak baik. Menyinggung upaya yang harus dilakukan untuk melakukan stabilisasi harga minyak goreng, dia mengatakan seharusnya pemerintah mengajak pengusaha untuk melakukan operasi pasar.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008