Chengdu (ANTARA News) - Para wisatawan asing tidak diizinkan memasuki Tibet setelah kerusuhan yang menimbulkan korban jiwa di ibukota wilayah itu, Lhasa, kata tiga operator wisata kepada AFP, kemarin. "Para wisatawan asing tidak dapat memasuki Lhasa. Izin-izin ditangguhkan. Beberapa orang yang tiba kemarin terpaksa pulang," kata penyelenggara wisata swasta Wu Yongzhe kepada AFP melalui telepon dari ibukota itu. Dua penyelenggara wisata yang berpusat di kota China barat daya ini, yang ramai para pelancong untuk terbang ke Tibet, juga mengkonfirmasikan bahwa wilayah itu tertutup untuk warga asing. Pemilik sebuah wisma tamu di Chengdu, yang mengurus izin-izin kelompok pelancong asing itu, mengatakan pemerintah menangguhkan pengeluaran izin masuk, kemarin. "Saya tidak dapat mengurus para turis asing untuk pergi ke Tibet," katanya. "Saya punya satu kelompok yang izin-izin mereka dan kabur kemarin dan mereka terpaksa tinggal di sebuah hotel dekat satu bandara (di pinggiran Lhasa). Mereka tidak diizinkan ke Lhasa." Ia mengatakan kelompok itu menurut rencana akan pulang ke Chengdu, Sabtu. Di sebuah hotel di Chengdu, satu kelompok sekitar 12 turis membuat rencana baru kunjungan kemarin setelah kunjungan mereka ke Lhasa dibatalkan secara mendadak. Kelompok itu, yang diurus perusahaan wisata Kalifornia Third Eye, diduga meninggalkan Lhasa, Sabtu. "Kami diberitahu bahwa izin itu dibatalkan," katanya. Pembatalan izin-izin itu terjadi setelah sepekan aksi protes damai di Lhasa, kemarin, berubah menjadi kerusuhan luas memicu pasukan keamanan China melakukan unjuk kekuatan secara besar-besaran. Sepuluh orang tewas dalam kerusuhan itu, protes terbesar dan paling banyak menimbulkan korban terhadap kekuasaan China atas Tibet sejak tahun 1989. China mengirim pasukan ke Tibet tahun 1950 untuk "membebaskan" wilayah Himalaya itu dan secara resmi menganeksasinya setahun kemudian. Penduduk Tibet tetap marah atas apa yang mereka katakan kekuasaan China yang represif. Karena kepekaan politik wilayah itu, para warga asing harus mendapat izin untuk mengunjungi Tibet. Izin-izin seperti itu tidak diperlukan untuk mengunjungi daerah manapun di China.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008