Palembang (ANTARA News) - Kabut asap yang menyelimuti wilayah Sumsel terutama di daerah Kabuapten Banyuasin, sejak dua hari terakhir mulai mengganggu jarak pandang para pengguna jalan lintas Palembang-Musi Banyuasin-hingga perbatasan Jambi. Sejumlah warga yang biasa melintas di jalur tersebut, mengatakan bahwa kabut asap mulai terjadi sejak beberapa hari terkahir terutama antara pukul 06.00 WIB hingga pukul 08.00 WIB terasa sekali mengganggu jarak pandang bahkan membuat perih mata. Hoiriyah, salah satu pegawai negeri sipil di lingkungan Pemkab Banyuasin yang mengaku pulang-pergi setiap hari Palembang-Banyuasin walaupun menggunakan kendaraan umum kabut asap tersebut sudah terasa perih mata dan mengganggu jarak pandang. "Jadi wajar bila pengemudi semua kendaraan yang melintas di jalur tersebut terutama di pagi hari, harus pelan-pelan dan ekstra hati-hati, karena jarak pandang mulai terganggu," katanya. Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Palembang, Supriyadi menanggapi permasalah tersebut mengakui, memang dalam beberapa hari terakhir ini mulai timbul kabut. Menurut dia, kabut tersebut akibat radiasi uap air melintas ke permukaan sehingga timbul awan di atas permukaan tanah, dan karena tebal mulai mengganggu aktifitas lalu lintas kendaraan. Kabut asap yang terjadi mulai pukul 04.00 WIB itu hanya jarak pandang sekitar 500 meter, padahal normalnya bisa mencapai sepuluh km, namun hanya berlangsung hingga pukul 09.00 WIB, setelah itu sudah hilang dari penglihatan, katanya. Ia mengimbau, pengguna jalan lintas tersebut, termasuk pengguna transportasi sungai seperti di perairan Sungai Musi khususnya di wilayah Sumsel selama musim kabut ini hendaknya berhati-hati, agar tidak menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan. Mengenai pengaruh musim, menurut Supriyadi, dalam bulan Maret ini Sumsel khususnya warga Palembang juga hendaknya waspada, karena curah hujan masih tinggi hingga 350 melimeter. "Jika curah hujan tinggi, kemungkinan bencana alam seperti banjir, tanah longsor bisa saja terjadi, sehingga warga harus tetap selalu waspada," harapnya. Ia menambahkan, curah hujan akan berkurang diperkirakan di bulan April antara 200 hingga 300 melimeter, dan bulan Juni diperkirakan masuk musim kering.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008