Menteri Susi mengajak masyarakat untuk sama-sama kurangi plastik sekali pakai guna melindungi laut dari sampah plastik.
Jakarta (ANTARA) -
Monster plastik menyerupai ikan raksasa memiliki berat 500 kilogram (kg) diarak dari Bundara HI menuju Taman Aspirasi Monumen Nasional (Monas) dalam pawai tolak plastik sekali pakai, Minggu pagi.

Monster plastik terbentuk dari sampah plastik yang diangkut dari pantai dan laut oleh relawan penggiat lingkungan bersama masyarakat.

Sampah-sampah yang membentuk tubuh monster tersebut berasal dari berbagai jenis sampah plastik seperti bungkus diterjen, Pampers, makanan, botol plastik dan semua yang berbahan plastik.

Baca juga: KKP siapkan perangkat, kurangi sampah plastik di pelabuhan perikanan

Baca juga: Susi kampanye pelarangan plastik sekali pakai di institusi pemerintah

Baca juga: Menteri Susi serukan industri tarik plastik dari laut


Sehari sebelumnya, Sabtu (20/7), monster plastik ini tiba di Pelabuhan Sunda Kelapa dalam kegiatan kampanye tolak penggunaan plastik sekali pakai dan dibawa menuju Bundaran HI dan berakhir di Monas.

Kampanye tolak plastik sekali pakai ini dipimpin langsung oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, dihadiri pula personel band Slank, Kaka dan Ridho, serta Navicula.

Menteri Susi mengatakan monster plastik yang ada di kegiatan tersebut bersumber dari sampah-sampah yang dikumpulkan dari pantai di Bali.

"Dikumpulkan hanya dalam waktu kurang setengah hari dapat satu ton lebih sampah," kata Menteri Susi.
Wujud Monster plastik diarak berkeliling dari Bundaran HI ke Taman Aspirasi, Monas, Jakarta Pusat, Minggu (21/7/2019) (ANTARA/Istimewa)


Menteri Susi menyebutkan monster sampah ini juga ada di Jakarta sehari bisa mencapai 500 kg berat sampah plastik yang dihasilkan oleh masyarakat yang akan menjadi monster dan merusak lingkungan.

Menurut dia, kalau masyarakat tidak mengurangi pemakaian plastik sekali pakai akan menimbulkan dampak seperti halnya monster plastik tersebut.

Pemerintah Bali, Banjarmasin, Bogor dan Balikpapan sudah melarang pemakaian plastik sekali pakai, tetapi sampah plastik masih begitu banyak di lautan.

Wilayah Indonesia, lanjut dia, 71 persen wilayahnya adalah lautan. Jika penggunaan plastik sekali pakai tidak dicegah maka 70 persen sampah plastik akan berakhir di laut.

"Kita perlu ikan, kita perlu laut yang indah. Ikan untuk kita makan, ikan untuk industri perikanan kita," katanya.

Menteri Susi mengajak masyarakat untuk sama-sama kurangi plastik sekali pakai guna melindungi laut dari sampah plastik.

Hal ini sejalan dengan program Presiden Joko Widodo untuk membangun sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas.

Manusia yang berkualitas membutuhkan protein, ikan salah satu sumber protein yang mudan didapat dan murah dibandingkan dengan daging.

Sampah plastik yang dibuang keluar tidak bisa diurai dan menjadi mikroplastik yang mencemari laut Indonesia. Jika upaya pengurangan plastik sekali pakai tidak dilakukan, diperkirakan 2040 laut Indonesia akan dipenuhi oleh plastik.

"Kalau tidak dikurangi nanti laut penuh plastik, kita makan proteinnya dari plastik, mau?," kata Menteri Susi.

Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2019