Medan (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai (Sergei), Sumut akan melestarikan dan kemungkinan membuat hak paten tarian Serampang 12 yang merupakan tarian asal daerah itu.
Kepala Bagian Perekonomian Sergei, H.Zainal Arifin, di Medan, Kamis, mengatakan, pihaknya sudah mempromosikan tarian Serampang 12 yang dikenal sebagai Tari Melayu itu hingga ke Malaysia, Thailand, dan Brunai Darussalam.
"Sergei tidak mau Serampang 12 `hilang` atau diklam daerah dan bahkan negara lain sebagai budaya atau kreasi milik mereka," katanya.
Dia menjelaskan, Serampang 12 merupakan ciptaan almarhum Sauti yang merupakan penduduk Kecamatan Perbaungan, Sergei.
Upaya pelestarian Serampang 12 itu juga merupakan suatu upaya untuk melestarikan budaya bangsa Indonesia, ujarnya.
(*)
Tari Serampang XII adalah karya tari Sauti, diciptakan sekaligus dipopulerkan pada tahun 1938. Sauti lahir pada tahun 1903, semasa Sultan Serdang V Tuanku Sulaiman Syariful Alamshah bertahta. Sauti adalah seorang guru “Sekolah Melayu” di Perbaungan yang lokasinya dekat dengan Istana Serdang Darul Arif. Ia salah satu seniman tari yang menjadi perhatian Sultan Sulaiman dan sering dilibatkan pada acara kesenian di Istana, oleh sebab itu ia terbiasa bergaul di kalangan bangsawan Serdang.
Tari Serampang XII tercipta atas inspirasi kesantunan adat budaya Melayu Serdang. Tarian ini menjadi primadona di Serdang, namun sempat vakum semasa Revolusi Sosial saat Istana Darul Arif dibakar pada tahun 1946.
Namun, peran Kesultanan Serdang mempopulerkan tari Serampang XII terus berlanjut. Melalui Yayasan Budaya Medan binaan Tengku Putera Mahkota Serdang Rajih Anwar, Sauti bersama penari wanita Chalijah terus mempertunjukkan tari ini dihadapan publik.
Kemudian dibentuk team penari untuk menampilkan tari Serampang XII perdana dihadapan Presiden R.I. Soekarno pada Kongres Bahasa Indonesia ke-II di Medan ditahun 1954.
Tarian Serampang XII ini memperoleh sukses besar. Sejak itu para ibu dari kalangan elite di Medan mulai ramai mempelajarinya. Kemudian Sauti ditunjuk selaku Pemimpin Kursus Tari Perwakilan Kebudayaan Sumatera Utara untuk mengajar tari Serampang XII di sekolah - sekolah. Sauti kemudian diundang untuk mempertunjukkan tarinya di Istana Negara Jakarta. Tarian Serampang XII menggemparkan Ibukota, sampai-sampai Ibu Fatmawati Soekarno dan Ibu Rahmawati Hatta berminat mempelajari tarian ini dan kemudian diajarkan langsung oleh Sauti.
Pada masa itu, Presiden RI Soekarno menyadari bahwa masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke memerlukan satu tari pergaulan nasional yang terlepas dari ikatan-ikatan magis religius, dan dapat dengan mudah dipelajari oleh semua lapisan masyarakat. Bahkan tari Serampang XII menjadi icon tarian Indonesia pada pementasan kesenian di luar negeri dalam misi dukungan kembalinya Irian Barat ke pangkuan Indonesia. Salah satu penari yang turut serta sebagai duta budaya itu adalah Tengku Luckman Sinar, ketika itu diutus oleh Presiden Soekarno untuk pementasan seni ke beberapa negara di Eropa Timur pada tahun 1955.
Sejak itu Sauti kerap diminta mengajar tari Serampang XII keseluruh pelosok nusantara. Bahkan ia diminta mengajar tarian ini untuk ditampilkan secara massal pada even – even besar di beberapa daerah di Indonesia Presiden Soekarno menyatakan tari Serampang XII sebagai Tarian Nasional Indonesia dan menghimbau kepala – kepala daerah di seluruh Indonesia untuk mengadakan perlombaan tari Serampang XII setiap tahunnya.
jika ingin mengetahui gerak yang sebenarnya, sila menonton youtube mirasinar menari Seampang XII
Klik: serampangxiimirasinar
00BalasLaporkanHapus
31 Agustus 2009
serampang 12 milik rantau nusantara. mahsyurkan serampang 12 dengan jujur dan luruh.
Tari Serampang XII tercipta atas inspirasi kesantunan adat budaya Melayu Serdang. Tarian ini menjadi primadona di Serdang, namun sempat vakum semasa Revolusi Sosial saat Istana Darul Arif dibakar pada tahun 1946.
Namun, peran Kesultanan Serdang mempopulerkan tari Serampang XII terus berlanjut. Melalui Yayasan Budaya Medan binaan Tengku Putera Mahkota Serdang Rajih Anwar, Sauti bersama penari wanita Chalijah terus mempertunjukkan tari ini dihadapan publik.
Kemudian dibentuk team penari untuk menampilkan tari Serampang XII perdana dihadapan Presiden R.I. Soekarno pada Kongres Bahasa Indonesia ke-II di Medan ditahun 1954.
Tarian Serampang XII ini memperoleh sukses besar. Sejak itu para ibu dari kalangan elite di Medan mulai ramai mempelajarinya. Kemudian Sauti ditunjuk selaku Pemimpin Kursus Tari Perwakilan Kebudayaan Sumatera Utara untuk mengajar tari Serampang XII di sekolah - sekolah. Sauti kemudian diundang untuk mempertunjukkan tarinya di Istana Negara Jakarta. Tarian Serampang XII menggemparkan Ibukota, sampai-sampai Ibu Fatmawati Soekarno dan Ibu Rahmawati Hatta berminat mempelajari tarian ini dan kemudian diajarkan langsung oleh Sauti.
Pada masa itu, Presiden RI Soekarno menyadari bahwa masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke memerlukan satu tari pergaulan nasional yang terlepas dari ikatan-ikatan magis religius, dan dapat dengan mudah dipelajari oleh semua lapisan masyarakat. Bahkan tari Serampang XII menjadi icon tarian Indonesia pada pementasan kesenian di luar negeri dalam misi dukungan kembalinya Irian Barat ke pangkuan Indonesia. Salah satu penari yang turut serta sebagai duta budaya itu adalah Tengku Luckman Sinar, ketika itu diutus oleh Presiden Soekarno untuk pementasan seni ke beberapa negara di Eropa Timur pada tahun 1955.
Sejak itu Sauti kerap diminta mengajar tari Serampang XII keseluruh pelosok nusantara. Bahkan ia diminta mengajar tarian ini untuk ditampilkan secara massal pada even – even besar di beberapa daerah di Indonesia Presiden Soekarno menyatakan tari Serampang XII sebagai Tarian Nasional Indonesia dan menghimbau kepala – kepala daerah di seluruh Indonesia untuk mengadakan perlombaan tari Serampang XII setiap tahunnya.
jika ingin mengetahui gerak yang sebenarnya, sila menonton youtube mirasinar menari Seampang XII
Klik: serampangxiimirasinar