Islamabad (ANTARA News) - Putra mantan Perdana Menteri yang terbunuh Benazir Bhutto dan ketua Partai Rakyat Pakistan (PPP) masa depan akan mengumumkan siapa yang akan menjadi perdana menteri mendatang, kata para pejabat partai itu. Bilawal Bhutto Zardari, putra Benazir berusia 19 tahun yang diangkat sebagai ketua tituler PPP sambil menunggu ia menyelesaikan kuliahnya di Universitas Oxford, akan mengunjungi Pakistan. "Ia akan mengumumkan nama perdana menteri baru. Itu akan dilakukan pada sidang parlemen mendatang," kata jurubicara PPP Farhatullah Babar. Babar menolak menyebutkan siap yang akan diangkat. "Saya tidak dapat mengatakan siapa yang akan ditunjuk, takut salah," katanya. PBB menyetujui Asif Ali Zardari, ketua bersama dan mantan suami Benazir, untuk mengumumkan perdana menteri mendatang tetapi ia memutuskan putranya yang akan melakukan itu. Tetapi kapan sidang parlemen mendatang akan diselenggarakan masih dalam persoalan. Presiden Pervez Musharraf akan meminta sidang itu diselenggarakan setelah PM sementara Muhammadmian Soomro memberitahu dia mereka siap bersidang. Jurubicara presiden itu Rashid Qureshi, Kamis mengatakan ada banyak spekulasi Musharraf akan menangguhkan sidang itu tetapi itu hanya pembicaraan orang dan menyatakan ia tidak akan menunda. PPP menduduki peringkat pertama dan Liga Muslim Pakistan yang dipimpin Nawaz Sharif, juga mantan perdana menteri, menduduki peringkat kedua dalam pemilu 18 Februari, sementara Liga Muslim Quaid, pendukung politik Musharraf menduduki peringkat ketiga. PPP dan partai yang dipimpin Sharif membentuk satu koalisi setelah mengatasi perbedaan-perbedaan menyangkut bagaimana menangani masalah pengaktifan kembali para hakim yang dipecat Musharraf November tahun lalu. Mengaktifkan kembali para hakim itu menjadi masalah pokok bagi koalisi yang menandakan satu perselisihan dengan Musharraf. Musharraf memecat lebih dari 60 hakim senior berdasarkan undang-undang keadaan 3 November. Ia memecat para hakim itu untuk mencegah Mahkamah Agung membatalkan masa jabatan presiden yang sekarang, demikian DPA.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008