Beirut (ANTARA News) - Bentrokan hebat terjadi Jumat malam antara kelompok Sunni dengan para pejuang dari kelompok Fatah di sebuah pemukiman pengungsi Palestina di Lebanon selatan, yang menyebabkab pendududk sipil lari meninggalkan wilayah tersebut. Dua kelompok yang saling berseberangan itu saling menembakkan roket di jalan utama di kawasan pemukiman pengungsi Palestina yang berlokasi di luar kota Sidon bagian selatan yang berpenduduk padat Ain al-Hilweh, demikian keterangan seorang aparat keamanan setempat. Bentrokan tersebut dimulai pada Jumat pagi setelah kelompok prajurit dari Damascus, Jund al-sham merasa kecewa setelah kelompok Fatah menangkap salah satu pemimpin mereka dan menyerahkannya kepada militer Lebanon. Kemarin (Kamis) organisasi Fatah yang ada di pemukiman pengungsi telah menculik salah seorang anggota Jund al-Sham yang bernama Samir Maarouf yang dituduh telah melakukan serangan bom di dalam maupun diluar pemukiman tersebut," demikian seorang narasumber dari kelompok Fatah mengatakan. Kelompok Fatah kemudian menyerahkan pria tersebut kepada pihak militer Lebanon ," kata narasumber Fatah itu menambahkan. Hingga kini belum ada keterangan resmi mengenai jumlah korban yang jatuhdari bentrokan Jumat tersebut. Jund al Islam bertempur hebat melawan tentara Lebanon tahun lalu, berjuang dalam revolusi mengikuti langkah kelompok Fatah yang berpusat di pemukiman pengungsi Palestina di Lebanon utara di pemukiman pengungsi Pelestina, Nashr al-Bared. Khaled Aref, pemegang pucuk komando kelompok Fatah di pemukinan mengatakan kepada kantor berita Jerman DPA melalui telepon "mengatakan "kami taka akan membiarkan apa yang menimpa pemukinan Nahr al-Bared terjadi di pemukiman pengungi Ain al-Hilweh. Para anggota Jund al-sham kebanyakan adalah warga negara Lebanon banyak diantara mereka yang mengangkat senjata terhadap tentara Lebanon pada masa pemberontakan kelompok tersebut pada malam tahun baru tahun 1999 di wilayah yang berpendududk mayoritas dari kelomok Sunni di wilayah Dinnieh di Lebanon utara dan menyebabkan 45 orang meninggal dan 12 diantaranya adalah prajurit Lebanon. Jund al-Sham diperkirakan memiliki 50 orang anggota bersenjata senapan laras panjang, mortir, roket dan granat, hidup di luar pemikiman Ain al Hilweh, demikian DPA.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008