Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Fraksi PAN di DPR, Yasin Kara, menilai insiden interogasi anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Adnan Buyung Nasution dan mantan Jaksa Agung Abdurrahman Saleh (Arman) oleh Imigrasi Singapura adalah strategi akal-akalan untuk marketing negara itu saja. "Menurut saya, kita memang perlu lebih berhati-hati," katanya di Jakarta, Senin. Bagi Singapura, katanya, situasi dan kondisi yang aman adalah pertaruhan terpenting sebagai negara yang bertumpu pada sektor jasa itu. Karena itu, sistem penjagaan keamanan yang ketat bukan hanya memiliki arti generik, yakni peningkatan keamanan, akan tetapi lebih dari itu juga memiliki dimensi marketing yang sangat penting. "Ketika keamanan Singapura menginterogasi 2,5 jam kedua tokoh tersebut, maka yang sesungguhnya terjadi Singapura sedang melakukan 'amplifier' atas aksi marketingnya," ujar politisi PAN itu. Selanjutnya jika Indonesia melakukan protes atas insiden itu, Singapura pasti akan segera menjawab bahwa kebetulan kedua orang tokoh itu terkena random pemeriksaan, sehingga persoalan bisa dianggap selesai. "Dengan demikian persoalan seakan-akan telah selesai. Namun lagi-lagi jawaban tersebut hanya akan memperkuat pesan marketingnya," ujar Yasin, yang kini tengah mengambil pendidikan pasca-sarjana di UGM Yogyakarta itu. Sebelumnya, Buyung dan Arman tertahan di Bandara Internasional Changi, Singapura, oleh pihak otoritas serta diperlakukan tidak menyenangkan lainnya, termasuk penahanan paspor, oleh petugas imigrasi Singapura selama 2,5 jam. Imigrasi Singapura beralasan pemeriksaan itu hanya prosedur rutin imigrasi yang memeriksa secara acak penumpang dari penerbangan terakhir yang tiba di negara tersebut. Berkaca dari kasus ini, ia berpendapat, hal terpenting yang harus dilakukan masyarakat Indonesia adalah mengurangi berkunjung ke Singapura. "Saya kira sudah saatnya kita sadar bahwa negara kecil itu sungguh-sungguh hanyalah tetangga, bukan saudara dan bahkan tengah menguasai banyak hal dari kita," katanya. Menurut dia, bangsa ini sesungguhnya memiliki banyak alternatif untuk berobat di dalam negeri jika alasan berkunjung ke Singapura adalah untuk berobat. Apalagi kalau kunjungan itu hanya sekadar berbelanja. Sementara untuk mengurangi pejabat yang seringkali mondar-mandir ke Singapura, Yasin mengusulkan agar KPK membuka saja kantor perwakilannya di Singapura. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008