Bogor (ANTARA News) - Produsen semen terbesar Indonesia, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, meraih rekor volume penjualan tertinggi pada 2007 yang mencapai 14,5 juta ton. Volume penjualan tersebut mengalami kenaikan 11 persen dibandingkan penjualan 2006 yang 13,16 juta ton, kata Direktur Keuangan Indocement, Christian Kartawijaya, dalam siaran persnya, Selasa. Pertumbuhan penjualan untuk pasar domestik mencapai 7,9 persen, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan nasional sebesar 7 persen, sehingga meningkatkan pangsa pasar domestik dari 30,6 persen menjadi 30,9 persen. Ia mengatakan, volume penjualan domestik mencatat kenaikan dari 10 juta ton pada 2006 menjadi 10,7 juta ton pada 2007 sedangkan ekspor selama periode tersebut naik dari 3,2 juta ton menjadi 3,8 juta ton. Laba bersih perusahaan, kata Christian Kartawijaya, mencatat kenaikan signifikan, dari Rp592,8 miliar pada 2006 menjadi Rp983,7 miliar pada 2007 atau naik sekitar 66 persen. Sementara itu, Direktur Utama PT Indocement Daniel Lavalle mengatakan, pihaknya akan terus meningkatkan kapasitas pabrik untuk mengimbangi tingginya konsumsi semen domestik. "Konsumsi semen domestik cukup tinggi selama 2007 dan Januari serta Februari 2008," katanya. Salah satu produsen utama semen di Indonesia tersebut akan melakukan investasi "cement mill" berkapasitas 1,2 juta ton di Cirebon yang siap beroperasi pada kuartal ke-2 tahun 2009. Disamping itu, kata dia, juga melakukan modifikasi di beberapa pabrik di Citeureup (Bogor), Cirebon, dan Tarjun (Kalimantan Selatan) yang akan meningkatkan kapasitas produksi hingga 20 juta ton dalam tiga tahun mendatang. Jika konsumsi semen tetap tinggi di masa mendatang, perusahaan ini telah siap untuk melakukan investasi kilo baru dengan kapasitas 10.000 ton per hari atau setara dengan kapasitas produksi lebih dari tiga juta ton per tahun, di lokasi pabrik di Citeureup, Bogor atau Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Selatan, kata Daniel. Untuk mengantisipasi proyek infrastruktur di Indonesia, PT Indocement juga melakukan ekspansi ke bidang usaha batu andesit dengan membeli 51 persen saham PT Gunung Tua Mandiri di Bogor serta seluruh aset dan tambang batu Andesit milik PT Handi Perkasa di Purwakarta. Kedua tambang tersebut masing-masing memiliki perkiraan cadangan batu andesit sebesar 30 juta ton dan 100 juta ton. (*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008