Brisbane (ANTARA News) - Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono dan Menhan Australia Joel Fitzgibbon, Kamis sekitar pukul 11.00 waktu Canberra, bertemu guna membahas berbagai isu keamanan yang menjadi kepentingan bersama. Informasi yang diterima ANTARA dari Dephan Australia, Kamis pagi, menyebutkan masalah terorisme, keamanan regional dan perompakan termasuk di antara beberapa isu keamanan yang dibahas kedua menhan. Pertemuan kedua menhan merupakan yang pertama sejak Joel Fitzgibbon diangkat Perdana Menteri Kevin Rudd sebagai Menhan dalam kabinet pemerintahannya menggantikan Dr Brendan John Nelson. Dalam pertemuan yang berlangsung di ruang "Explorer" Gedung Parlemen Canberra itu, kedua Menhan juga berkesempatan membahas masalah keterlibatan pertahanan dan peningkatan kerja sama kedua negara pascapemberlakuan Perjanjian Lombok. Kementerian Pertahanan Australia menyebut Perjanjian Keamanan Indonesia-Australia yang ditandatangani di Lombok tahun 2006 dan diratifikasi parlemen kedua negara tahun 2007 itu sebagai cerminan "hubungan yang menguat kedua negara". Kedua negara juga membangun hubungan dan kerja sama pertahanan yang semakin dewasa berdasarkan prinsip saling menghormati dan saling percaya. Pertemuan Menhan Juwono Sudarsono dengan Menhan Joel Fitzgibbon merupakan bagian dari program kunjungan empat harinya di Australia. Dalam pertemuan itu, Menhan Joel Fitzgibbon antara lain didampingi Panglima Angkatan Bersenjata Australia (ADF), Marsekal Angus Houston dan Sekretaris Dephan Nick Warner. Sementara itu, Menhan Juwono didampingi Atase Pertahanan di KBRI Canberra, Marsekal Pertama TNI Kuswantoro, Dirjen Strategi Pertahanan Mayjen TNI Syarifuddin Tippe, Minister Counsellor Bidang Politik KBRI Canberra, Samsu Rizal, dan Staf Ahli Khusus Menhan bidang Ekonomi, Adnan Ganto. Sebelumnya, Minister Counsellor Bidang Politik KBRI Canberra, Samsu Rizal, mengatakan kepada ANTARA, pertemuan menhan kedua negara ini sangat penting bagi penguatan hubungan bilateral setelah Perjanjian Lombok resmi berlaku sejak 7 Februari lalu. Bagi Indonesia, pertemuan kedua menhan ini dipandang signifikan untuk melihat bagaimana strategi pertahanan pemerintahan baru Australia di kawasan Asia Pasifik, katanya. "Sebagai negara sahabat dan tetangga dekat Australia, cukup penting bagi Indonesia untuk, misalnya, melihat bagaimana strategi pertahanan Australia dalam pemerintahan baru. Tentu ada perubahan-perubahan walaupun tidak sampai menjadi gangguan," katanya. Dalam konteks pemerintahan baru Australia, adanya pertemuan menhan kedua negara itu juga penting karena Canberra pun bisa mendapatkan satu gambaran tentang bagaimana strategi Indonesia di kawasan dalam kaitannya dengan pertahanan, kata Samsu Rizal. Selama di Australia, selain bertemu Menhan Joel Fitzgibbon, Menhan Juwono Sudarsono hari Rabu (26/3) berbicara di Forum Dialog Asia Timur di Sydney bersama sejumlah tokoh penting, termasuk PM Kevin Rudd. Dalam forum dialog yang diselenggarakan Universitas Nasional Australia (ANU) di James Cook Ballroom, Hotel Intercontinental, Sydney, itu, para pembicara merespons isu-isu ekonomi dan keamanan politik dengan pendekatan baru. Selain Menhan Juwono dan PM Rudd, mantan menteri ekonomi Thailand, Chalongphob Sussangkarn, mantan menteri luar negeri Korea Selatan Yoon Young Kwan, Sekjen ASEAN (Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara) Surin Pitsuwan, Pejabat Bank Dunia Justin Lin, serta beberapa tokoh penting Australia, seperti Professor Kim Beazley dan Huw McKay dari Westpac juga hadir dan berbicara di forum tersebut. PM Rudd sendiri memanfaatkan Forum Dialog Asia Timur itu untuk menjelaskan visi dan peran Australia dalam perpolitikan global, khususnya di kawasan Asia Timur. Ia mengatakan, Australia akan lebih aktif terlibat dalam merespons isu-isu global, seperti stabilitas keuangan, perubahan iklim, dan keamanan. Dalam pandangan PM Rudd, upaya Australia menangani masalah ekonomi, lingkungan dan keamana di dalam negeri akan gagal jika Canberra tidak terlibat dalam perdebatan global. (*)

Copyright © ANTARA 2008