Jakarta (ANTARA News) - Deputi Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Bidang Pertanian dan Kelautan, Bayu Krisnamurthi, mengungkapkan bahwa sejumlah negara, termasuk negara besar, melakukan pencegahan adanya dampak buruk dari "buble commodity", terutama pangan, dengan memastikan pasokan dalam negerinya mencukupi. "Sekarang sudah ada usaha dari banyak negara, termasuk China dan India, untuk mencegah bergejolaknya harga komoditi dengan berusaha membuat stok yang mencukupi," kata Bayu di Jakarta, Jumat. Menurut dia, dengan stok yang mencukupi maka kegiatan spekulasi di pasar komoditas dapat dihindari, bahkan negara yang bersangkutan dapat mempengaruhi tingkat harga di pasar komoditas. Indonesia, lanjut Bayu, juga berupaya meredam dampak "buble" di pasar komoditas dengan membuat stok yang mencukupi terutama di komoditas beras. Bayu mengakui bahwa pasar komoditas mengenal musim dibanding pasar saham dan pasar uang yang tidak mengenal musim. "Di pasar komoditas kalau sudah musim panen atau sebaliknya, tidak akan bisa dibendung, ya akan tetap panen, petani akan jual dan harga akan turun," katanya. Ia mengharapkan, pasar komoditas ke depan akan lebih stabil meskipun harus terus dicermati keterkaitan antara pasar saham, pasar uang, dan pasar komoditas. Ketika ditanya berapa pasokan beras yang aman di Indonesia, Bayu mengatakan, sekitar tahun 2001, dirinya pernah melakukan penghitungan angka yang aman sekitar 750.000 hingga 1,2 juta ton. "Itu pasokan yang harus ada setiap saat. Naik boleh dan kelebihannya bisa dikeluarkan, sementara kalau kurang harus ada penambahan," katanya. Ia menyebutkan, pasokan beras Indonesia saat ini berada pada angka itu sehingga untuk beras, Indonesia tidak akan banyak terpengaruh harga dunia yang melonjak. "Posisinya dinamis di angka itu sehingga beras cukup aman," katanya. Mengenai pengaruh gejolak harga pangan terhadap inflasi, Bayu mengatakan, gejolak harga pangan berpengaruh terhadap tingkat inflasi di seluruh dunia. "Bukan hanya di Indonesia, mudah-mudahan ke depan akan lebih stabil, hasil panen kan cukup lumayan kayaknya," kata Bayu. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008