Tolitoli (ANTARA News) - Air pasang disertai ombak dan angin kencang menghajar Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah. Belasan rumah terendam, empat di antaranya rusak parah. Selain itu ombak juga merusak empat buah perahu motor milik nelayan di Susumbulan, Kelurahan Baru.

"Disini empat perahu yang rusak. Satu perahu motor kapasitas 10 ton. Satu lagi perahu empat ton dan yang lainnya perahu kecil juga rusak," kata seorang nelayan yang perahunya ikut rusak kepada ANTARA News di tempat kejadian perkara (TKP).

Diceritakannya, peristiwa tersebut terjadi pada Sabtu petang sekitar pukul 17.00 Wita. Di luar dugaan, ditengah air pasang tersebut angin kencang disertai ombak tiba-tiba datang menghajar sehingga perahu yang diparkir di bibir pantai dihantam ombak hingga rusak.

Akibat peristiwa yang datang secara tiba-tiba tersebut, dua buah mesin perahu milik nelayan tidak sempat diselamatkan. Satu diantara perahu motor tersebut rusak berat akibat pukulan ombak yang bertubi-tubi.

Selain itu, ombak juga menghajar sejumlah rumah hingga roboh. Di Susumbolan, Kelurahan Baru, tiga rumah nelayan yang berada di bibir pantai juga ikut rusak. Beruntung barang-barang dalam rumah masih sempat diselamatkan. Hingga saat ini beberapa perabot rumah masih tergeletak di pinggir jalan.

Air pasang tahunan ini merupakan air pasang yang terbilang paling besar dalam kurun beberapa tahun terakhir. Air hingga menggenangi beberapa ruas jalan seperti di kompleks Susumbulan, Rumah Seratus, Lonti, Nalu dan kampung Pajala.

Di Lonti, dua rumah panggung milik warga setempat juga ikut rusak hingga seluruh dapurnya terendam. Basri (49) menceritakan, bahwa rumahnya yang roboh tersebut memang sudah dalam kondisi miring akibat gempa bumi yang mengguncang Tolitoli pada 17 November 2008 lalu.

"Dengan datangnya air pasang yang besar ini rumah saya akhirnya tidak bisa lagi diselamatkan. Untung barang-barang masih sempat saya selamatkan," kata Basri.

Untuk sementara, ia bersama keluarganya terpaksa harus menginap di kos-kosan sambil menunggu rumahnya diperbaiki.

Kompleks perumahan Lonti terbilang salah satu tempat hunian di Tolitoli yang masih kumuh. Umumnya rumah di lokasi ini terbuat dari rumah panggung yang dibangun di atas rawah.

Warga setempat menduga  tingginya permukaan air tersebut akibat penimbunan sejumlah titik di dalam kota untuk kepentingan pembangunan rumah toko, pelabuhan, pendaratan kontainer maupun penimbunan jalan-jalan di kompleks rumah-rumah kumuh dalam kota Tolitoli.

"Dulu tidak pernah air setinggi ini. Nanti belakangan ini setelah banyak penimbunan baru air setinggi ini," cerita warga.

Akibat tingginya air tersebut banyak warga khawatir rumah-rumah mereka juga terancam sebab sewaktu-waktu bisa tenggelam jika air pasang. Tempat-tempat yang dianggap rawan digenangi air pasang antara lain, kompleks Rumah Seratus, Lonti, Nalu, dan Kampung Pajala. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009