London (ANTARA News) - Berikut rasisme dalam kaitan olah raga dan atlet di Eropa dalam beberapa tahun terakhir seperti dilansir Reuters: Spanyol Pelecehan yang langsung ditujukan kepada pembalap Formula Satu Inggris Lewis Hamilton menunjukkan bahwa negara itu masih berjuang untuk mengatasi masalah rasisme. Penghinaan dari para penonton di sirkuit de Catalunya mengingatkan pada insiden serupa yang mencemari olah raga Spanyol dalam beberapa tahun terakhir ini. Pelatih sepak bola nasional Luis Aragones menjadi berita utama tiga tahun lalu karena komentarnya yang menghina pemain Prancis Thierry Henry meski dia selalu mengatakan bahwa dia telah bertindak seperti itu. Pelecehan rasis secara besar-besaran ditujukan kepada para tamu pemain kulit hitam dalam pertandinghan internasional lawan Inggris, sementara teriakan monyet dan penghinaan rasial sering terjadi. Dua musim lalu, penuh dengan kejadian rasisme, striker Barcelona Samuel Eto`o mengancam akan meninggalkan lapangan setelah dihina para penonton dalam pertandingan melawan Real Zaragoza. Italia Teriakan monyet ditujukan langsung terhadap para pemain sepak bola, dan sejumlah besar penggemar, khususnya di Lazio, dikaitkan dengan kelompok ultra sayap kanan. Striker Rumania dan Fiorentina Adrian Mutu, salah satu pemain terbaik dalam liga, berulang kali disebut "orang jipsi" oleh penggemar lawan. Striker Inter Milan Zlatan Ibrahimovic, orang Swedia tapi keturunan Bosnia, juga disebut "jipsi" oleh penggemar Juventus yang berang terhadap dia karena meninggalkan klub ketika mereka terdegradasi karena pengaturan skor. Para fans Juve menggunakjan istilah itu karena dia sering pindah-pindah klub dan bukan karena latar belakangnya. Prancis Insiden rasial paling banyak menimpa sepak bola termasuk cabang olah raga lain seperti rugby. Suara-suara monyet menjadi biasa di tribun-tribun Prancis selama bertahun-tahun dan beberapa kejadian baru-baru ini mengundang debat nasional dan mengakibatkan kalangan olah raga dan otoritas publik berjanji akan mengambil tindakan tegas. Bulan lalu, kapten Valenciennes Abdeslam Ouaddou, pemain internasional Maroko, melayangkan keluhan hukum yang menyebutkan dia mengalami pelecehan rasial dalam pertandingan Liga 1 lawan Metz. Jerman Meski terdapat beberapa kejadian terpisah di Bundesliga, masalahnya kini lebih meluas di liga lebih rendah. Contoh paling serius terjadi dalam tahun-tahun terakhir ini di Jerman pada September 2006 ketika penggemar Hansa Rostock melecehkan striker Jerman Gerald Asamoah, yang kelahiran Ghana dan klub itu didenda 30,940 dolar AS. Pada Agustus tahun lalu, kiper Borussia Dortmund Roman Weidenfeller dinyatakan bersalah membuat pernyataan rasis terhadap Asamoah. Serbia Imbauan berulang kali dari penguasa sepak bola dan para pemain kepada para penggemar, serta adanya undang-undang anti kekerasan, belum lama ini membuahkan hasil setelah bertahun-tahun terjadi pelecehan rasial terhadap para pemain hitam. Titik balik terjadi dalam kejuaraan Eropa dibawah 21 tahun pada 2007 di Belanda, ketika fans Serbia secara langsung meneriakkan kata-kata monyet terhadap para pemain kulit hitam Inggris saat pertandinghan grup mereka. Menghadapi sanksi keras dari UEFA dan kemungkinan akan dikeluarkan dari semua kompetisi internasional, Serbia menerapkan undang-undang tegas tentang hukuman terhadap kekerasan dan rasisme dalam sepak bola.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008