Washington (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri, Condoleezza Rice, akhirnya mengeluarkan pikiran-pikiran tentang ras di Amerika Serikat (AS), yang merupakan isu menonjol dalam kampanye pemilihan presiden. Rice sering disebut-sebut sebagai salah satu calon dari Partai Republik bagi posisi wakil presiden. Rice, yang keturunan Afrika, kepada harian The Washington Times mengatakan dia telah melihat pidato mengenai ras dari Barack Obama, pekan lalu. "Saya kira penting bahwa dia (Obama) berpidato berdasarkan sekumpulan besar alasan," kata Rice dalam transksrip wawancara yang diterbitkan oleh departemen luar negeri, Jumat. Obama akan menjadi presiden kulit hitam AS pertama jika menang dalam pencalonan di Partai Demokrat kemudian dapat mengalahkan calon dari Partai Republik, John McCain. Obama berpidato mengenai jalan buntu rasial di Amerika Serikat dan kebutuhan untuk memulihkan luka rasial. Pidato tersebut disampaikan menyusul banyaknya kritik terhadap seorang pendeta berkulit hitam saat menyelenggarakan kebaktian . Rice berulang kali mengatakan tidak mau berbicara mengenai kampanye Pemilu --"saya tidak mengerti politik" -- dan dia juga mengulangi keengganannya untuk jabatan wakil presiden. Dia mengatakan AS memiliki masa yang sulit dalam menghadapi masalah rasial. "Ada paradoks di negara ini, ada kontradiksi di negara ini, dan kita belum menemukan jalan keluar," katanya. "Yang ingin saya pahami sebagai orang Amerika kulit hitam adalah; para kulit hitam Amerika cinta dan yakin kepada negara ini meski di saat negara ini tidak cinta dan yakin kepada mereka, dan itu adalah warisan dari kita." Rice mengatakan, ayah, nenek, maupun buyutnya mengalami "penghinaan-penghinaan mengerikan" saat tumbuh besar di kawasan selatan yang memegang paham pemisahan, namun, mereka tetap cinta Amerika. Menurut Rice, banyak orang menyebut diri mereka Amerika Afrika, namun mereka tidak boleh dipandang sebagai imigran. "Kita tidak sama dengan kisah para imigran. Maksud saya, warga Amerika kulit hitam dan warga Amerika kulit putih bersama-sama mendirikan negara ini dan saya kira kita juga selalu menginginkan hal yang sama," katanya. Rice mengatakan kepada Washington Times bahwa dia "tidak tertarik" untuk menjadi wakil presiden, dan dia berencana kembali ke rumahnya di California saat pemerintahan Bush berakhir pada Januari 2009. "Masanya semangat baru," katanya kepada Reuters.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008