New Delhi (ANTARA News) - Kapten tim sepak bola India menolak membawa obor Olimpiade saat tiba di New Delhi bulan ini sebagai protes atas kekejaman Cina dalam mengatasi kerusuhan di Tibet, demikian dilaporkan Selasa. Bhaichung Bhutia, seorang pemeluk Budha dari negara bagian utara Sikkim, terletak antara India, Cina, dan Nepal mengatakan dalam suratnya kepada Asosiasi Olimpiade India (IOA) bahwa dia ingin "menunjukkan solidaritasnya" terhadap rakyat Tibet. "Saya simpati terhadap masalah Tibet. Saya punya banyak kawan di Sikkim yang jadi pengikut Budha. Ini cara saya mendukung rakyat Tibet dan perjuangan mereka," kata pemain depan itu kepada koran Times of India. "Saya merasa yang terjadi di Tibet tidak benar dan melalui peristiwa kecil ini saya menunjukkan solidaritas pribadi saya." Tapi Ketua IOA Suresh Kalmadi mengatakan, dia belum menerima surat dari Bhutia, tulis koran itu yang dikutip DPA. Obor Olimpiade akan tiba di India pada 17 April, dan Bhutia termasuk satu dari beberapa atlet dan tokoh yang dijadwalkan ambil bagian dalam lari beranting internasional di India itu. Bhutia, yang dianggap sebagai penduduk sipil ketiga India yang dapat kehormatan karena meningkatkan sepak bola di negara yang sebagian besar menggemari olahraga kriket itu, sudah mencetak 35 gol di tingkat internasional. Dalam karirnya selama 15 tahun, Bhutia yang berusia 31 tahun itu pernah bermain untuk Bury F.C. Inggris dan Perak dalam kejuaraan klub Malaysia serta turnamen terkemuka dalam negeri. India, kediaman dari lebih 100.000 pengungsi Tibet, menjadi saksi dari unjukrasa sejak pecah protes mengenai perbatasan di Tibet pada 10 Maret, peringatan genap 49 tahun gagalnya perlawanan terhadap penguasa Cina. Pejabat tidak mengungkapkan rute perjalanan obor di India karena khawatir mengundang protes. Dijuluki "perjalanan harmoni" obor Olimpiade yang diluncurkan presiden Cina Hu Jintao Senin di Beijing, merupakan terpanjang berlangsung 130 hari, meliputi 137.000 kilometer. Itu akan melewati 19 negara selama April sebelum kembali ke Beijing pada 4 Mei. (*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008