Washington (ANTARA News) - Para astronom yang menggunakan kamera robot mengumumkan, Rabu, mereka telah menemukan 10 planet baru di luar sistem tata surya kita, sementara tim kedua meyatakan menemukan planet paling muda. Penemuan itu menambah daftar kian meningkat yang mencakup lebih dari 270 planet di luar tata surya, kata mereka pada sebuah pertemuan astronom di Belfast, Irlandia Utara. Tim robot itu disebut "SuperWASP" (Pencarian Planet Area Luas) dan kamera-kamera itu mencari planet-planet yang sedang melintas di depan matahari mereka. Cahaya dari matahari agak memudar ketika peristiwa itu terjadi, dan astronom bisa memperkirakan ukuran dan lokasi planet. Sebagian besar planet di sekitar bintang-bintang lain ditemukan dengan menggunakan metode yang berbeda, dengan mengukur hentakan-hentakan kecil yang dilakukan planet di medan gravitasi mataharinya. Don Pollaco dari Queen`s University di Belfast dan sejumlah koleganya menggunakan kamera-kamera di Kepulauan Canary Spanyol, Afrika Selatan, Arizona, Hawaii, Chile, Perancis dan Australia untuk menemukan ke-10 planet baru di luar tata surya kita itu. Planet-planet itu memiliki massa yang berkisar dari separuh ukuran Yupiter hingga lebih dari delapan kali ukuran Yupiter, planet terbesar dalam sistem tata surya kita. Satu planet mengorbit mataharinya sekali sehari dan terletak begitu dekat sehingga suhunya pada siang hari bisa mencapai sekitar 4.200 derajat Fahrenheit (2.300 derajat Celsius). Jane Greaves dari University of St. Andrews di Skotlandia dan rekan-rekan kerjanya mengatakan, mereka menemukan sebuah planet bayi ketika menerapkan astronomi radio untuk menguji sebuah cakram gas dan partikel berbatu di sekitar bintang HL Tau. Bintang ini juga diperkirakan masih muda, baru berumur 100.000 tahun -- bandingkan dengan matahari kita yang telah berumur 4,6 milyar tahun. Mereka menemukan sebuah gumpalan yang tampaknya mengandung batu-batu karang. "Kami melihat sebuah bola gas dan debu yang mengorbit jauh, dan secara pasti begitulah sebuah protoplanet terlihat," kata Greaves dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Reuters. "Pada masa yang akan datang, kami memperkirakan ini akan mamadat menjadi sebuah planet gas raksasa seperti versi massa Yupiter. Protoplanet itu memiliki massa sekitar 14 kali dari Yupiter, dan berjarak sekitar dua kali dari HL Tau seperti jarak Neptunus dari matahari kita," katanya. Anita Richards dari Observatorium Jodrell Bank Inggris di Cheshire, mengatakan, penemuan itu "memberi sebuah pandangan unik mengenai bagaimana planet-planet terbentuk". "Obyek baru itu, yang ditandai sebagai HL Tau b, merupakan obyek planetarium paling muda yang pernah terlihat," tambah astronom wanita tersebut. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008