Jakarta (ANTARA) - Ketua Koperasi Bersama Pedagang Pasar Bunga Rawa Belong, Jajang Chariat menyatakan bahwa 75 persen pedagang setuju direlokasi ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) Pasar Klender, Jakarta Timur yang disediakan oleh Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta.





“75 persen pedagang bunga disini setuju untuk direlokasi ke Pasar Klender, Jakarta Timur,” kata Jajang Chariat saat dikonfirmasi ANTARA di Jakarta, Senin.



Jajang menjelaskan setelah meninjau lokasi TPS di Pasar Klender, Jakarta Timur, para pedagang setuju untuk direlokasi ke TPS tersebut dikarenakan bangunan yang ada di Pasar Klender, cukup untuk menampung pedagang bunga Pasar Bunga Rawa Belong, serta akses untuk menuju ke Pasar Klender juga lebih mudah.



Namun saat para pedagang meminta aula yang ada di Pasar Klender untuk dikosongkan, pihaknya mendapat penolakan dari Satuan Pelaksana (Satpel) UPT Pasar Bunga Rawa Belong dengan alasan aula tersebut sudah disewa oleh Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta selama satu tahun.



“Kita sudah meminta aula di Pasar Klender dikosongkan, namun ditolak,” kata dia.



Jajang mengatakan pedagang bunga di Pasar Bunga Rawa Belong berharap relokasi ke TPS Pasar Klender, Jakarta Timur, dapat segera disetujui oleh pihak Satuan Pelaksana (Satpel) UPT Pasar Bunga Rawa Belong.



Sebelumnya, Dinas Kelautan Pertanian dan Ketahanan Pangan (KPKP) DKI Jakarta sudah melakukan sosialisasi sekaligus pendataan bagi 600 pedagang bunga yang hendak di relokasi ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) Pasar Semanan, Jakarta Barat maupun Pasar Klender, Jakarta Timur yang merupakan aset milik Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta.

Baca juga: Revitalisasi Pasar Bunga Rawa Belong diusulkan secara bertahap

Baca juga: Pasar Bunga Rawa Belong akan direvitalisasi dengan konsep mall

Baca juga: Pedagang Pasar Bunga Rawa Belong setuju revitalisasi




Revitalisasi Pasar Bunga Rawa Belong, Jakarta Barat akan menggunakan konsep Mall bunga di tahun 2021 yang memakan biaya sebesar Rp 120 miliar dan ditargetkan dapat rampung di 2022.

Pewarta: Nova Wahyudi
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2019