Jakarta (ANTARA) - Pedagang di Pasar Bunga Rawa Belong, Sukabumi Utara, Kebon Keruk mengeluhkan keberadaan pedagang liar di luar pasar.

Keluhkan tersebut disampaikan lantaran keberadaan pedagang liar di luar pasar Rawa Belong merugikan pedagang yang menempati Pasar Rawa Belong.

"Dengan ada pedagang liar, efeknya sangat merugikan pedagang yang ada di dalam (pedagang yang membayar retribusi)," kata Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Lembaga Pedagang dan Petani Bunga Indonesia (PLPPBI) DKI Jakarta, Jajang saat ditemui pada Kamis.

Jajang menyebut, pertama, pedagang bunga liar tersebut merusak harga pasar dengan menjual bunga dengan harga yang lebih murah dengan pedagang yang membayar retribusi di dalam pasar.

Kemudian, kata Jajang, keberadaan pedagang liar tersebut sering kali menyebabkan kemacetan dari arah Pasar Rawa Belong (Jalan Sulaiman) sampai ke Jalan Rawa Belong.

"Lalu-lintas juga jadi macet itu antara Pasar Rawa Belong sampai ke depan (Jalan Rawa Belong). Dari situ bisa dua jam saking macetnya di situ. Macet total kalau lagi ramai ya, malam ini, malam Jumat, malam Sabtu, malam Minggu itu suka macet total," kata Jajang.

Lebih lanjut, Jajang menuturkan bahwa terdapat 620 pedagang yang memiliki kios dan lapak di dalam Pasar Rawa Belong.

Sementara luas area pasar tersebut sebesar 1,4 hektar.

"Kalau pedagang yang terdata ya, kios dan lapak itu 620. Itu pedagang bunga ya, kalau berikut sama karyawannya itu sudah ribuan," kata Jajang.

Jajang berharap pemerintah dapat menertibkan para pedagang bunga liar di luar Pasar Rawa Belong.

"Harapannya ya semua rapi, karena itu rumah saya, rumah pedagang. Saya pingin bersih, rapi, itu aja harapannya," kata Jajang.

Sementara itu, Kepala Bagian Perekonomian Setko Jakarta Barat, Febbriandri Suharto menyebut bahwa untuk tindakan awal pihaknya akan berkoordinasi dengan tim lapangan serta pihak kecamatan, kelurahan dan RT/RW setempat serta pihak pengelola Pasar Rawa Belong terkait penanganan masalah pedagang liar tersebut.

"Mudah-mudahan pekan depan sudah ada tindakannya. Istilahnya bahwa mereka sangat kasihan yang di dalam nih, yang sudah resmi ini 620 loh, yang depan (pedagang liar) profit sekitar 30 orang gitu kan. Akhirnya malah memberikan dampak yang kurang baik," kata Febbriandri.

Koordinasi lebih jauh detail dengan perangkat pemerintah setempat serta pihak pengelola Pasar Rawa Belong, kata Febbriandri, dapat mencegah penertiban berulang-ulang.

"Ini penertiban baru Agustus kemarin. Tentunya jangan sampai nantinya penertiban ada lagi, tentunya kita bikin tim kerja yang nantinya menjadi peringatan dini kita apabila nantinya ada potensi-potensi pelanggaran yang akan muncul ke depan," kata Febbriandri.

Baca juga: Pemprov DKI jamin ikan bandeng di Rawa Belong bebas formalin

Baca juga: Pedagang Pasar Bunga Rawa Belong jalani tes usap

Baca juga: Bunga matahari paling diminati di Pasar Bunga Rawa Belong

Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2023