Jakarta (ANTARA News) - Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) Irwandi Yusuf menawarkan percepatan pembangunan di Aceh Leuser Antara (ALA) dan Aceh Barat Selatan (ABAS) dengan sumber biaya dari dana otonomi khusus (otsus), sebagai respon atas desakan pemekaran wilayah NAD. Hal tersebut disampaikan Direktur Gayo Raya Foundation, HM Iwan Gayo di Jakarta, Kamis. Iwan Gayo yang juga koordinator unjuk rasa 430 kepala desa ALA ke Jakarta untuk memperjuangkan pemekaran provinsi ALA, mengatakan, tawaran Gubernur NAD itu disampaikan oleh Elfian Efendy yang adalah utusan khusus Irwandi Yusuf saat bertemu dirinya di Jakarta, pekan lalu. Pada pertengahan Maret lalu, ratusan kepala desa dari ALA melakukan unjuk rasa di DPR dan Depdagri mendesak agar pembentukan provinsi ALA segera direalisasikan oleh pemerintah. Selain ALA, ABAS juga menuntut dimekarkan menjadi sebuah provinsi. Salah satu alasan permintaan pemekaran tersebut karena pembangunan di dua daerah kurang diperhatikan. Pertemuan dengan utusan khusus Gubernur NAD, kata Iwan Gayo, juga membahas skala prioritas percepatan pembangunan tersebut yakni perbaikan dan pembangunan infrastruktur serta rehabilitasi sosial korban konflik dan bencana alam. Ia mengatakan, kondisi infrastruktur di kedua wilayah itu sangat memprihatinkan karena selain minim, banyak yang rusak akibat bencana gempa bumi dan tsunami, 26 Desember 2004, dan banjir besar pada 2005. Sementara program rehabilitasi sosial, juga tidak jauh berbeda. "Sebagai contoh, di wilayah kami hanya ada satu panti sosial warisan Soekarno (presiden pertama RI)," katanya. Mengenai biaya yang diperlukan untuk percepatan pembangunan tersebut, Iwan Gayo belum mengetahui. Namun dari dana otsus NAD Rp3,2 triliun untuk tahun 2008, ia memperkirakan lebih dari setengahnya harus digunakan untuk program percepatan pembangunan tersebut mengingatkan parahnya kondisi di kedua wilayah itu. Pada pertemuan itu, lanjut Iwan Gayo, ia juga diminta untuk memimpin proyek percepatan pembangunan itu. "Namun belum saya putuskan," katanya. Sebelum menerima atau menolak tugas tersebut, ia meminta Irwandi Yusuf menyosialisasikan program tersebut secara langsung kepada masyarakat setempat. "Dengan demikian janji gubernur akan didengar langsung masyarakat," katanya. Iwan Gayo yakin keinginan Irwandi untuk mempercepat pembangunan tersebut tulus. Ia bersyukur Irwandi mau mendegar aspirasi daerah. Iwan Gayo mengatakan, jika program tersebut berhasil maka ia menyerahkan kepada rakyat apakah akan meneruskan keinginan memekarkan wilayah atau tidak. Namun untuk saat ini pemekaran wilayah tersebut merupakan harga mati, katanya. Iwan mengingatkan bahwa pada waktu Belanda masih menjajah Indonesia, dua wilayah tersebut sangat diincar oleh Belanda karena merupakan daerah yang subur. Hingga saat ini, katanya, kedua wilayah itu disebut sebagai zamrud dunia karena wilayahnya yang hijau dan subur. Ia mengatakan berbagai produk pertanian dihasilkan dari daerah tersebut seperti kopi, teh, getah damar dan tebu.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008