Jakarta (ANTARA News) - Kalangan perbankan nasional berharap proses pemilihan calon Gubernur Bank Indonesia (BI) di DPR RI berjalan mulus dan tidak berlarut-larut hingga menimbulkan ketidakpastian bagi penanam modal. "Kondisi (saat) ini berpengaruh, pasti ada pengaruhnya, cuma tidak sampai pada hal-hal yang sifatnya teknis, lebih ke psikologis, belum sampai pada menghilangkan kepercayaan," kata Ketua Umum Perbanas (Perhimpunan Bank-Bank Umum Nasional) Sigit Pramono usai menghadiri jamuan makan siang dengan Presiden di Istana Merdeka di Jakarta, Jumat. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah mengajukan nama Menteri Koordinator Perekonomian Boediono kepada DPR sebagai calon tunggal Gubernur BI untuk menggantikan Burhanuddin Abdullah. Sebelumnya Presiden mengajukan dua nama calon Gubernur BI yakni Agus Martowardoyo dan Raden Pardede, tetapi DPR memutuskan menolak kedua calon tersebut sehingga Presiden perlu mengajukan nama lain. Sigit khawatir apabila DPR menolak Boediono akan menimbulkan ketidakpastian. "Saya berharap benar-benar, kalau dulu mungkin saya batasi diri untuk tidak menyebut, tetapi karena sekarang sudah disebutkan jelas, saya kira dengan pilihan calon tunggal Pak Boediono itu sudah kompromi yang mengurangi penolakan dari pihak lain," katanya. Mantan Direktur Utama Bank BNI itu menilai, pencalonan tunggal Boediono sebagai Gubernur BI merupakan jalan kompromi yang sudah ditempuh oleh Presiden. "Bahwa masih ada yang menolak, saya kira biasalah. Tetapi saya harap lebih mulus proses politiknya," ujarnya. Meski menghadapi pertanyaan dari kalangan pengusaha tentang berlarut-larutnya proses pemilihan calon gubernur BI, Sigit mengatakan, pada dasarnya dunia usaha mengerti proses politik yang harus dilalui dalam proses pemilihan tersebut. "Karena proses politik ini di luar kemampuan perbankan maupun kalangan dunia keuangan. Setelah diterangkan kepada mereka, ini proses politik sebetulnya, bukan soal kami nggak bisa memilih. Di Jepang ditolak juga kan, calonnya. Mereka paham soal itu," jelasnya. Ia menilai masalah pemilihan calon Gubernur BI yang berlarut-larut itu hanya karena komunikasi yang tidak berjalan baik antara Presiden dan DPR. Dalam jamuan makan siang itu hadir para direktur utama bank-bank nasional. Pada acara tersebut, Presiden Yudhoyono, Menko Perekonomian Boediono, dan Gubernur BI Burhanuddin Abdullah menyampaikan pidato tentang perkembangan kondisi perekonomian terkini. (*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008