Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah pengurus partai pada Musyawarah Pimpinan PKB di Jakarta, Minggu, bersaksi atau memberikan testimony soal pemerasan. Sekretaris DPC PKB Lumajang Moch Syukrillah misalnya menyebut nama Sigit Haryo Wibisono sebagai orang yang kerap melakukan pemerasan kepada pengurus dan anggota DPRD dari PKB. "Sejak hadirnya oknum bernama Sigit yang menjadi kaki tangan Yenni (Sekretaris Jenderal DPP PKB) mulai terjadi keretakan di internal PKB karena yang bersangkutan sering melakukan pemerasan pada kader-kader di daerah terutama anggota DPRD yang menghadapi proses pergantian antarwaktu (PAW)," kata Syukrillah. Ia mengaku pernah menjadi korban pemerasan itu. Ketua DPC PKB Surabaya Musyafak Rouf mengungkapkan kasus pemerasan terhadap Ahmadi yang semula menjadi bakal calon gubernur yang diusung oleh PKB untuk pemilihan di Jawa Timur. "Yang bersangkutan juga sudah sering menjadi korban pemerasan, termasuk membiayai perjalanan maupun hotel Sigit dan Yeni ke Jawa Timur, diwajibkan menyetor uang Rp1,5 miliar untuk Wahid Institute, malah menurut informasi sudah Rp7 miliar yang sudah diserahkan ke lembaga tersebut," kata Musyafak. Musyafak mengaku jujur dalam menyampaikan kesaksian itu dan dilandasi niat menyelamatkan Ketua Dewan Syura DPP PKB Abdurrahman Wahid dan partai dari kehancuran. "Saya sangat mencintai Gus Dur dan tidak suka orang yang menzalimi partai ini," kata Musyafak Rouf menegaskan. Kesaksian sejumlah pengurus itu dipandu Ketua DPW PKB Jawa Tengah Abdul Kadir Karding. Musyawarah Pimpinan itu diselenggarakan oleh sejumlah pengurus partai yang tetap mendukung Muhaimin Iskandar sebagai Ketua Umum DPP PKB meskipun Muhaimin telah diberhentikan dari jabatannya dan diganti oleh Pelaksana Tugas Ketua Umum DPP PKB Ali Masykur Moesa. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008