Jakarta (ANTARA News) - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) memperkirakan, potensi kerugian akibat kebocoran pipa di Jatim sejak 2 April lalu mencapai Rp10 miliar. Direktur Utama PGN, Sutikno, di Jakarta, Selasa, mengatakan bahwa potensi kerugian itu akibat PGN tidak bisa memasok gas ke para pelanggan industri selama masa perbaikan yang diperkirakan 14 hari. "Pasokan gas turun dari 25 MMSCFD (juta kaki kubik per hari) menjadi hanya delapan MMSCFD," katanya. Pipa yang mengalirkan gas dari Lapangan Poleng milik Kodeco mengalami kebocoran, sehingga pasokan ke PGN terganggu sejak 2 April 2008. Sekretaris Perusahaan PGN, Heri Yusup, mengemukakan bahwa pihaknya tengah memulihkan pasokan gas dengan menambah pasokan gas dari Lapangan Oyong milik Santos sebesar lima MMSCFD selama 18 hari. Selain Kodeco, PGN juga memperoleh pasokan gas dari Santos dan Lapangan Ujung Pangkah milik Hess. Deputi Operasi Badan Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) Dodi Hidayat mengatakan, akibat kebocoran tersebut produksi gas sebesar 45 MMSCFD dan produksi minyak 9.500 barel per hari terganggu. (*)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008