Washington (ANTARA News) - Amerika Serikat mulai menjajaki kemungkinan membuka konsulat di Tibet untuk mendapatkan akses lebih baik ke provinsi China itu, kata Menteri Luar Negeri AS Condoleezza Rice di sini Rabu. Pernyataan-pernyataan Rice tersebut muncul setelah Beijing melancarkan aksi penumpasan terhadap para demonstran anti pemerintah China di Tibet bulan lalu, satu tindakan yang memicu kecaman internasional. Pada bulan ini, parade obor beranting untuk mempromosikan Olimpiade Beijing mendapat protes-protes hambatan di Eropa dan di San Fransisco Rabu, yang sebagian besar dipicu oleh rekor hak-hak asasi manusia (HAM) China di Tibet. AS telah dibuat bingung oleh larangan-larangan China untuk mendapatkan akses ke Tibet sejak aksi kerusuhan dimulai. Hanya seorang diplomat AS yang bisa diperbolehkan berkunjung ke wilayah Himalaya itu, dan itupun dikawal oleh pejabat-pejabat China. "Kami mendesak untuk mendapatkan akses itu, akses konsuler untuk diplomat ke Tibet," kata Rice. "Kami mendapat beberapa larangan akses, namun, terus-terang, hal itu sungguh tidak cukup baik." Sementara itu, Presiden AS George W. Bush telah menyerukan Beijing untuk mengadakan perundingan-perundingan dengan Dalai Lama, tokoh spiritual Tibet di pengasingan, untuk upaya mengakhiri aksi-aksi kerusuhan seperti itu. "Kami berdua setuju bahwa sikap pemerintah China dalam hal ini cukup bagus dan bermanfaat apabila mereka akan ... mulai membuka dialog dengan perwakilan Dalai Lama," kata Bush setelah bertemu dengan Menteri Senior Singapura, Goh Chok Tong. Beberapa pemimpin dunia mempertimbangkan untuk memboikot pembukaan upacara pembukaan Olimpiade Beijing Agustus depan. Namun demikian, wanita jurubicara Gedung Putih Dana Perino mengatakan, bahwa rencana Presiden Bush ke Olimpiade Beijing belum dituntaskan. Dia mengatakan bahwa Bush berniat untuk menghadiri Olimpiade, tetapi ia menolak mengatakan apakah dia akan turut ambil bagian dalam upacara pembukaan pesta olahraga besar itu, demikian dpa.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008