Jakarta (ANTARA News) - Kepala Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam)/Lembaga Keuangan (LK), Fuad Rahmany, menyesalkan insiden PT Wahanaartha Harsaka yang membatalkan penawaran saham perdana (IPO), setelah Bapepam mengeluarkan pernyataan akan "listing" secara efektif pada 11 April 2008, dan menjadi preseden buruk bagi Bursa Efek Indonesia (BEI). "Saya hari ini mau rapat koordinasi mengenai Wahanaartha," kata Fuad di Jakarta, Kamis. Dia juga belum mau menyebutkan tindakan apa pun yang akan diberikan kepada perusahaan tersebut. Sebelumnya diwartakan bahwa "Initial Public Offering" (IPO) PT Wahanaartha ditunda hingga waktu yang belum ditentukan karena keadaan pasar saham yang masih bergejolak. "Perseroan dan para penjamin emisi sepakat untuk menunda IPO sampai waktu yang belum ditentukan. Pasalnya keadaan pasar saham saat ini masih bergejolak," kata Sekretaris Perusahaan Wahanartha, Inggrid Firmansyah. Perseroan telah mendapat pernyataan efektif dari Bapepam pada 31 Maret 2008, dan dijadwalkan masuk terdaftar (listing) di BEI pada 11 April 2008. "Kami akan melakukan konfirmasi kepada Bapepam mengenai penundaan IPO tersebut, apakah kita akan melakukan pendaftaran lagi atau tidak. Kita juga tidak ingin merugikan investor dalam keadaan pasar yang kurang baik," ujarnya. Mengenai investor yang sudah menanamkan modalnya pada masa penawaran 2 hingga 4 April 2008 lalu, menurutnya, perseroan menyatakan akan melakukan komunikasi dengan pihak investor. Dia menambahkan investor mulai Rabu (9/4) dapat mengambil kembali (refund) dananya secara penuh sesuai yang sudah disetorkannya. Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi yakni BNI Securities dan PT Nusantra Investindo Sekuritas. PT Wahanaartha Harsaka sebelumnya merencanakan melepas sahamnya di bursa sekitar 590 juta lembar atau setara dengan 29 persen dari modal disetornya. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008