Washington (ANTARA News) - Para pejabat sebuah maskapai penerbangan memerintahkan sembilan penumpang berbusana tradisional Muslim, termasuk tiga anak, agar meninggalkan pesawat AirTran yang akan bertolak dari Bandara Nasional Ronald Reagan, Washington, Kamis malam, Washington Post melaporkan. Dua penumpang tampaknya mengadu kepada staf penerbangan setelah secara kebetulan mendengar pernyataan mencurigakan di kalangan penumpang Muslim tersebut, koran itu melaporkan Jumat, seperti dikutip DPA. Kelompok Muslim itu adalah warganegara kelahiran AS dan mereka hendak menuju Orlando, Florida, untuk acara keagamaan. Mereka antara lain seorang ahli anestesi dan seorang pengacara. Ketiga anak berusia tujuh, empat dan dua tahun. Otoritas bandara kemudian membiarkan kelompok itu terbang dan para agen FBI memandang insiden itu sebagai kesalahpahaman belaka, kata seorang pejabat bandara kepada Post. Seorang jurubicara AirTran membenarkan hal itu, namun menambahkan pilotnya telah bertindak tepat. Kashif Irfan, salah satu dari penumpang Muslim itu, mengungkapkan kepada Post masalah itu muncul setelah kakaknya, Atif, dan istri kakaknya membicarakan tempat yang aman untuk duduk di pesawat. Sang kakak tampaknya memandang keluar jendela dan melihat mesin pesawat di sebelah jendela. Para penumpang lainnya kelihatannya merasa terancam dan mengadu kepada pilot, dan dua petugas keamanan udara federal (air marshall) di pesawat kemudian malaporkan masalah itu kepada polisi bandara. Jurubicara AirTran, Tad Hutcheson, sepakat bahwa insiden terjadi akibat salah paham, namun mengemukakan kejadian itu telah ditangani secara tepat. Menurut Hutcheson, kejadian ini berlangsung begitu saja karena orang-orang ini Muslim dan juga penampakannya. Kemudian masalah membesar dan menjadi di luar kendali dan setiap orang melakukan tindakan berjaga-jaga." (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2009