Teheran (ANTARA News) - Ledakan yang membunuh sedikit-dikitnya 10 orang di suatu masjid di Iran ternyata merupakan kecelakaan dan bukan serangan, kata seorang pejabat Kementerian Dalam Negeri, Minggu. Media Iran sudah melaporkan bahwa bom meledak di masjid yang penuh sesak di kota Shiraz, Sabtu malam. "Ledakan pada Sabtu malam di Shiraz adalah akibat dari suatu kecelakaan dan bukan akibat dari suatu bom yang dipasang," ungkap kantor berita resmi, IRNA, yang mengutip wakil menteri dalam negeri bidang keamanan nasional, Abbas Mohtaj. Dia tidak memberikan rincian, namun siaran televisi pemerintah, Press TV, menyebutkan ledakan itu kemungkinan "disebabkan peledak yang tertinggal dari pameran yang baru saja diselenggarakan". Pameran tersebut diadakan adalah untuk memperingati perang Iran-Irak 1980-1988. Kantor berita setengah resmi,Fars, melancarkan laporan serupa. "Berdasarkan evaluasi awal, ledakan pada Sabtu malam...bukan sesuatu yang disengaja atau sabotase," ungkap Fars yang mengutip panglima pasukan keamanan di provinsi Fars, Ali Moayedi. "Penyebab kecelakaan itu kemungkinan kelalaian karena suatu pameran pertahanan diselenggarakan di tempat tersebut beberapa waktu lalu. Ada kemungkinan amunisi yang tertinggal menjadi faktor di belakang terjadinya ledakan" kata Moayedi kepada Fars. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan pemeriksaan masih terus berlangsung. "Berita terakhir yang kami punya... adalah belum ada kepastian dari pejabat kepolisian maupun pasukan keamanan karena penyelidikan masih berlangsung," kata Mohammad Ali Hosseini kepada wartawan. Pada malam Sabtu, Fars mengutip seorang pejabat kepolisian yang mengatakan bahwa suatu "bom rakitan" telah diletakkan di masjid tersebut. Televisi pemerintah mengimbau rakyat kota Shiraz untuk menyumbangkan darah bagi para korban luka dan mereka mengemukakan semua perawat di kota tersbut telah diminta masuk kerja. Shiraz, kota yang berpenduduk lebih dari satu juta orang, adalah tempat yang populer sebagai tujuan wisata. Kantor berita IRNA menyebutkan ledakan di Masjid Shohada tersebut terjadi saat berlangsung khotbah dari seorang ulama, demikian Reuters.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008