Washington (ANTARA News) - Dalai Lama mengatakan pada kunjungannya di Amerika Serikat bahwa perwakilannya dan China mengadakan perundingan melalui saluran swasta, laporan media menyatakan. "Beberapa upaya" sedang dilakukan, kata pemimpin spiritual Budha Tibet di pengasingan itu, Ahad, di Seattle, setelah terjadi aksi demonstrasi yang rusuh terhadap penguasa China dan China melakukan aksi penumpasan bulan lalu di Tibet, dan daerah-daerah berpenduduk Tibet lainnya di China. "Dalam beberapa hari ini kegiatan itu terlangsung," kata Dalai Lama, seperti dikutip DPA. Ia menambahkan, semuanya "masih penuh misteri, saya tak ingin berspekulasi." Dia juga tidak memberikan detail mengenai perundingan-perundingan itu, karena dia tidak terlibat langsung bersama mereka. Komentar-komentarnya ini muncul setelah para pemimpin Barat menyerukan kepada Beijing agar mengadakan perundingan-perundingan dengan Dalai Lama, yang berada di Seattle untuk menghadiri satu konferensi mengenai nasib warganya itu. Meskipun demikian, pemerintah China menuduh pemenang Hadiah Nobel Perdamaian itu mendukung aksi-aksi protes dan kekerasan itu serta menudingnya sebagai seorang separatis, dan Dalai Lama menolak kedua tuduhan tersebut yang diulanginya lagi Ahad. Dia menyerukan kepada China untuk membuka Tibet bagi media massa dan umum agar mereka bisa menyaksikan apa yang sebenarnya telah terjadi di sana, seraya menuding pemerintah Beijing telah memanipulasi informasi dan rakyatnya. Kendatipun demikian, pemimpin spiritual berumur 72 tahun itu menambahkan, bahwa Presiden Hu Jintao telah mendesakkan suatu "masyarakat yang harmonis" yang hendak ditunjukkan oleh Partai Komunis yang berkuasa "dalam suatu transformasi kenegaraan." Dia menegaskan kembali dukungannya terhadap Beijing sebagai tuanrumah Olimpiade musim panas Agustus depan, seraya menambahkan bahwa para pengecam China hendaknya diizinkan untuk melakukan aksi-aksi protes secara damai pada saat pawai obor Olimpiade berlangsung. Dia juga mengulangi lagi ancamannya untuk mengundurkan diri sebagai kepala pemerintahan Tibet di pengasingan jika aksi kekerasan di Tibet diabaikan. Dalai Lama mengetahui bahwa beberapa tokoh Tibet telah mengecam sikapnya yang menuntut otonomi untuk Tibet tapi masih dalam kekuasaan China, daripada merdeka sepenuhnya. Para pengecamnya juga menuduh dia tidak menghasilkan apapun. "Cepat atau lambat, Partai Komunis China harus menerima kenyataan dan bertindak sesuai dengan kenyataan" terhadap Tibet, kata Dalai Lama. Dia mengatakan untuk sementara dia mendukung tujuan China menjadi negara adidaya dan menyatakan percaya bahwa China akan menjadi salah satunya. (*)

Copyright © ANTARA 2008