Idealnya Jawa bagian barat harusnya mempunyai pembangkit listrik cukup besar untuk menanggung kebutuhan. Tidak terus-terusan bergantung pada timur yang sudah terjadi selama sekitar 20 tahun ini
Jakarta (ANTARA) - Guru Besar Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung (ITB), Prof Pekik Argo Damono mengungkapkan DKI Jakarta menjadi salah satu provinsi di bagian barat, selain Jawa Barat dan Banten, yang rentan mengalami mati listrik dikarenakan kurangnya sistem pertahanan pembangkit listrik.

"Betul (rentan). Kalau sumbangan listrik dari timur sudah habis, tidak ada pilihan lain selain mati (listrik). Padahal di barat banyak industri," kata Prof Pekik Argo Dahono saat dihubungi Antara, Senin.

Baca juga: Jaga keamanan, seluruh personel Polda Metro tugas saat listrik padam
Baca juga: Pelaku usaha tekstil desak PLN pangkas tagihan listrik
Baca juga: Palyja upayakan bantuan air bagi warga terdampak pemadaman listrik
Baca juga: KRL-MRT diminta beri kompensasi penumpang terkait dampak listrik padam


Pekik menjelaskan Jakarta dan wilayah Jawa bagian barat memang masih bergantung pada pembangkit listrik yang ada di bagian timur sehingga ketika di wilayah timur kehilangan daya, wilayah barat rentan mengalami trip (terputus).

Untuk mengatasi mudahnya suatu wilayah terkena trip, ia berpendapat bahwa setiap daerah seharusnya mempunyai pembangkit listrik yang cukup besar untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang besar pula pada listrik.

"Idealnya Jawa bagian barat harusnya mempunyai pembangkit listrik cukup besar untuk menanggung kebutuhan. Tidak terus-terusan bergantung pada timur yang sudah terjadi selama sekitar 20 tahun ini," ujarnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan ada dua PLTA di barat yakni Saguling dan Cirata yang berfungsi sebagai penstabil daya dan tegangan sekaligus untuk mengirimkan pasokan listrik dari timur ke barat. Ia memprediksi, selain karena kurangnya daya, kedua PLTA itu terganggu disebabkan kondisi saat ini sedang musim kemarau sehingga kesulitan air.

Dengan kejadian pemadaman masif seperti ini, Pekik menilai bahwa perlu ada evaluasi dari PLN untuk meminimalisasi kejadian serupa terulang kembali di hari yang akan datang.

"Mungkin sistem pertahanan bagian barat perlu diperbaiki sehingga kalau ada gangguan dari timur bisa dengan baik memilih beban mana yang dilepas supaya industri tidak ikut mati. Mungkin itu perlu dievaluasi," tutur pria yang juga dosen Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) ITB itu.

Pemadaman yang dialami pelanggan listrik di Jawa Barat, Jakarta dan Banten pada Minggu (4/8) berawal dari gangguan beberapa kali pada Saluran Udara Tegangan Extra Tinggi (SUTET) 500 kV Ungaran- Pemalang.

"PLN telah melakukan upaya-upaya maksimal dan akan melakukan evaluasi internal untuk mencegah terulangnya kejadian hari ini," jelas Sripeni Inten Cahyani selaku Plt Dirut PLN.


Baca juga: Fraksi Nasdem DPRD Jakarta kritik cadangan daya PLN
Baca juga: Anggota DPRD Jabar setuju PLN berikan kompensasi untuk pelanggan

Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2019