Philadelphia, Pennsylvania (ANTARA News) - Kandidat penguasa Gedung Putih dari Partai Demokrat Amerika Serikat, Rabu, berjanji akan membela Israel dalam menghadapi serangan Iran, namun mereka berbeda pendapat mengenai bagaimana cara mengatasi republik Islam itu berkaitan dengan ambisi-ambisi nuklirnya. Dalam satu debat televisi menjelang pemilihan pendahuluan di Pennsylvania, Selasa, Hillary Clinton dan Barack Obama sepakat bahwa kepemilikan senjata nuklir Iran tak bisa diterima. Kedua kandidat menyerukan dilakukannya diplomasi, namun Obama lebih lanjut memperbarui janjinya untuk melakukan "pembicaraan-pembicaraan langsung" pada tingkat pimpinan dengan Teheran, di samping dengan musuh-musuh AS lainnya. Iran hendaknya diberi "ganjaran dan hukuman", kata senator dari Illinois itu, seraya menegaskan bahwa "mereka harus juga tahu bahwa saya tidak akan mengambil pilihan di luar perundingan dalam soal upaya mencegah mereka menggunakan senjata-senjata nuklir atau mempunyai senjata-senjata nuklir." "Kami tak bisa mengizinkan Iran menjadi negara berkekuatan senjata nuklir," kata Hillary, yang juga menganjurkan diadakannya suatu perundingan tingkat tinggi dan mengecam Presiden Mahmoed Ahmadinejad karena telah mencuatkan kesangsian mengenai siapa sebenarnya yang melakukan serangan-serangan 11 September 2001 terhadap AS. Namun, mantan ibu negara AS itu mengatakan, "kami telah memulai pendekatan diplomatik dengan Iran" kepada pejabat-pejabat tingkat rendah daripada pilihan Obama untuk melakukan kontak dengan tokoh-tokoh tingkat atas. "Dan kami ingin kawasan itu serta dunia memahami bagaimana seriusnya kami melakukan upaya itu," tuturnya. "Kebijakan (Presiden George W.) Bush telah gagal. Iran tidak bisa dicegah." Obama sebelum berjanji kepada para pemilih Yahudi di sini bahwa dia akan berbuat sepenuhnya untuk membantu Israel agar terhindar dari ancaman di kawasan, pada saat dia mengecam tindakan mantan presiden Jimmy Carter yang berusaha bertemu dengan para pemimpin Hamas. Pada debat itu, dia mengatakan: "Suatu serangan (Iran) terhadap Israel adalah satu serangan terhadap sekutu terkuat kami di kawasan itu, satu negara yang keamanannya kami pertimbangkan dengan prioritas tinggi. "Bahwa jika mereka akan melakukan serangan yang saya anggap tak bisa diterima, dan AS hendaknya mengambil tindakan yang pantas." Hillary, yang adalah senator New York yang kursinya mewakili sebagian besar para pemilih Yahudi, pernyataannya lebih tegas lagi. "Dan kami akan membuat rakyat Iran tahu bahwa, ya, suatu serangan terhadap Israel bisa memicu serangan balasan secara besar-besaran," ujarnya. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008